JAKARTA – Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto menyebutkan, Geopolitik Soekarno mengedepankan imajinasi yang berwawasan internasional serta pada ilmu pengetahuan dan teknologi, yang harus dicapai demi kemajuan dan kepemimpinan Indonesia di masa kini dan masa depan.
“Dalam geopolitik kepemimpinan Soekarno itu mengedepankan suatu imajinasi tentang kepemimpinan Indonesia di dunia, masa kini dan masa depan. Dimana masalah iklim, ekologi, dan lingkungan masuk dalam pemikiran Bung Karno tersebut,” beber Hasto.
Hal itu dia sampaikan Hasto dalam diskusi Ilmiah “Pemikiran Geopolitik Bung Karno dalam Suara Kebangsaan” di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Acara itu digelar oleh Kementerian Polhukam dan dihadiri langsung oleh Menkopolhukam Mahfud MD bersama jajarannya. Hadir juga Philip Vermonte, Dekan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Hasto menjelaskan panjang soal bagaimana pemikiran Geopolitik Soekarno lebih menggunakan suatu imajinasi tentang kepemimpinan Indonesia bagi dunia, serta bertumpu pada kepentingan nasional Indonesia.
“Juga dari sisi teritorial, di situ memasukkan iklim, ekologi, yang semuanya masuk dalam pidato-pidato Bung Karno. Sehingga keseimbangan hubungan geopolitik, ketahanan nasional, dan kepentingan nasional terlihat betul. Dan yang kita kedepankan adalah politik berwawasan internasional dan ilmu pengetahuan dan teknologi,” paparnya.

Sedang Philip Vermonte yang menjadi penanggap acara diskusi ilmiah itu, menyebut wawasan geopolitik Soekarno sangat relevan. Karena memberi gambaran yang jelas tentang kepemimpinan Indonesia bagi dunia di masa depan.
“Geopolitik Soekarno, kita kuat secara domestik, itu bisa menjadi referensi, menjadi Indonesia lebih kuat,” kata Philip
Mantan Direktur Eksekutif CSIS itu juga menilai apa yang menjadi cita-cita Bung Karno itu bisa tercapai dengan syarat Indonesia kuat secara domestik. Meliputi pendidikan, kesehatan, dan lain-lainnya.
Karena itu, menurut Philip, yang disampaikan Bung Karno adalah rumusan yang paling baik tentang posisi Indonesia sebagai sebuah negara yang besar dan kuat.
“Yang kita harus lakukan adalah seperti yang dianjurkan oleh Bung Karno. Kita harus mendorong Progressive Geopolitical Coexistence,” jelasnya.
Dia menyebut apa yang disampaikan Geopolitik Soekarno bertentangan dengan geopolitik barat yang anarkis, dimaksudkan sebagai implentasi jiwa nasionalisme yang terpancar keluar. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS