JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak seluruh pendukung pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat turun ke lapangan mendatangi masyarakat satu persatu.
Pendekatan door to door itu, kata Hasto, juga dilakukan PDI Perjuangan saat memenangkan pasangan Jokowi-Ahok pada Pilgub Jakarta 2012 lalu.
Menurut Hasto, sebagai pelaku pemenangan Jokowi-Ahok di 2012, pendekatan door to door memang bukan hal mudah. Pendekatan itu membutuhkan kesungguhan hati, karena akan dihadapkan pada tantangan dan penolakan.
“Pada Pilgub 2012, setiap hari saya mendatangi 100 rumah,” beber Hasto. Hal itu dia sampaikan saat pelatihan kader Taruna Merah Putih (TMP), salah satu organisasi sayap PDI Perjuangan, Minggu (15/1/2017).
Saat melakukan door to door, Hasto mengaku bahwa dirinya juga mengalami penolakan. Misalnya, ada saja yang dia datangi mengaku telah memilih pasangan calon lain.
Dia minta kader TMP tidak mudah menyerah. Sebab, jelasnya, orang Indonesia tidak pernah menolak ketukan pintu.
“Percayalah warga kita Indonesia tidak akan menolak ketukan pintu dari kita,” ujarnya.
Dalam berpolitik, tambah Hasto, harus memiliki keyakinan, bahwa apa yang diperjuangkan itu akan membawa perubahan lebih baik bagi warga DKI Jakarta.
Dia menegaskan, bahwa Ahok-Djarot sebagai calon yang diusung PDI Perjuangan, akan mampu menyejahterakan warga Jakarta.
“Maka kita jangan lelah meyakinkan warga bahwa Ahok-Djarot adalah pemimpin yang terbukti dan teruji kenerjanya. Ahok adalah pelayan rakyat. Sehingga dia akan mau disuruh-suruh untuk menyejahterakan rakyat,” kata dia.
“Jangan pertaruhkan Jakarta kepada orang yang tidak memiliki pengalaman dan tidak teruji kinerjanya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP TMP, Maruarar Sirait, menegaskan, komitmen kader TMP untuk berjuang memenangkan pasangan Ahok-Djarot satu putaran.
Kader TMP akan sungguh-sungguh langsung terjun di tengah masyarakat dengan cara door to door, dan memenangkan Ahok-Djarot dengan cara ksatria dan elegan.
“Kita menangkan Ahok-Djarot sesuai aturan dan jangan memaksakan kehendak. Gunakan cara-cara simpatik. Dan tidak menghalalkan segala cara,” ajaknya.
Sebelumnya, kegiatan kaderisasi gelombang I telah digelar pada 7-8 Januari 2016, dan diikuti 300 kader.
Saat itu, kegiatan serupa juga mengusung tema yang sama yakni ‘Pemuda Pelopor Bermanfaat Bagi Rakyat’.
Agenda utama digelarnya kegiatan ini, untuk mencetak kader partai yang militan, radikal dan revolusioner. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS