KEMISKINAN, kesulitan hidup, bukan halangan menggapai cita-cita. Bagaimana pendidikan diajarkan, tekad yang kuat, menjadikan sosok Bung Karno berguna bagi bangsa dan negara Indonesia, juga dunia.
Presiden Sukarno pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Olahraga Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 2 Mei 1964, memompa semangat para pemuda, pelajar dan mahasiswa yang hadir.
Dalam risalah pidatonya berjudul Bercita-citalah Setinggi Bintang di Langit, Bung Karno menceritakan perihal dirinya yang kini menjadi orang yang berarti di dalam maupun luar negeri.
“Aku ini dulu anak miskin. Orang-tuaku miskin. Orang-tuaku itu guru sekolah desa. Mula-mula aku miskin.”
“Tetapi orang-tuaku, bapak-ibuku yang juga miskin, selalu memberi pendidikan kepadaku agar supaya aku ini nanti Insyaallah Subhanahu wata’ala menjadi manusia yang manfaat, manusia yang berarti.”.
Bung Karno lantas menceritakan jika ibunya kerap memotivasi dirinya semenjak kecil. Sang ibu menyebut Sukarno sebagai putra fajar karena kelahirannya berbarengan munculnya matahari di ufuk timur.
“Lihat itu fajar. Makin lama makin terang. Engkau nanti akan melihat matahari terbit, jadilah manusia jang berarti. Manusia yang manfaat, manusia yang pantas untuk menyambut terbitnya matahari,” kata Sukarno mengutip perkataan ibunya.
Demikian halnya sang bapak. Yang menurut Sukarno, sang bapak kerap mengajaknya nonton pagelaran wayang kulit. “Menurut bapak, wayang kulit itu memberi cita-cita kepada manusia.”.
Dari lakon wayang kulit, Sukarno kecil terinspirasi akan kerajaan Dwarawati. Sebuah kerajaan yang digambarkan subur dan makmur, masyarakatnya hidup berkeadilan dan berkesejahteraan.
“Nah, inilah cita-cita yang pada waktu aku masih kecil sudah tertanam di dalam dadaku.”
Tak kalah penting dari niat dan tekad dalam cita-cita, adalah semangat. Bung Karno lantas mencontohkan kemerdekaan Indonesia, yang didasari semangat.
“Kita pada waktu itu mempunjai semangat berkobar-kobar. Semangat persatuan Indonesia, semangat merdeka, sekali merdeka tetap merdeka,” katanya.
Pada akhir pidatonya, Presiden Sukarno berpesan kepada para pemuda, agar mempunyai cita-cita setinggi bintang di langit. Dengan pendidikan Pancasila yang telah diberikan, Bung Karno berharap para pemuda, pelajar dan mahasiswa menjadi putra-putri Indonesia yang sejati.
“Putra-putri Indonesia yang benar-benar mengabdi kepada kepentingan umum, mengabdi kepada kebesaran bangsa dan tanah air,” pungkas Bung Karno. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS