TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengikuti acara “Metri Durian” dalam rangkaian kegiatan Internasional Durio Festival tahun 2024, Minggu (21/4/2024).
Metri atau sedekah selamatan durian itu dilakukan dalam upaya mengembalikan kembali adat istiadat yang dilakukan para pendahulu.
Bersedekah hasil bumi dalam hal ini buah durian. Di balik sedekah itu ada pesan yang dititipkan oleh pemimpin muda Kabupaten Trenggalek tersebut.
Pesannya, ketika kita menjaga alam, lingkungan, maka alam dan lingkungan akan memberikan kembali keberkahan kepada kita, hasil panen yang melimpah.
“Terima kasih sekali bisa terselenggara. Harusnya Ramadan kemarin, tapi karena panen raya bertepatan Ramadan, akhirnya agak mundur,” kata Mas Ipin, sapaan Mochamad Nur Arifin.
Tapi alhamdulillah, sambungnya, Metri Durian tetap bisa berjalan dengan lancar. “Dan atas support dari pemerintah provinsi, kemudian dari PT. Astra dan beberapa sponsorship, masyarakat, LMDH dan petani-petani yang bersedekah durian, saya sampaikan terima kasih,” ucapnya.
Menurut dia, konsep acara ini sebenarnya lebih kepada mengembalikan lagi adat istiadat para pendahulu, bersedekah produk-produk atau hasil panen berupa durian. Termasuk dengan upacara metri memulai sesuatu menanamnya kembali.
Tahun ini, ungkap Mas Ipin, hasil panen durian cukup melimpah, tapi memang momennya bersamaan dengan bulan Ramadan. “Karena saat Ramadan orang berwisata kurang. Kemudian yang kedua kalau dimakan buka puasa atau makan sahur tidak cocok,” jelasnya.
Karena itu, lanjut dia, ke depan akan diatur panennya nanti bisa lebih terjadwal. Karena sekarang masyarakat masa tanamnya juga mulai berjenjang.
Tahun dan bulannya tidak sama, sehingga harapannya panennya tidak sama. Seperti durian Ripto itu tiap tahun bisa panen 2 kali.
“Kemarin sudah ada yang berusaha membuat pasta durian. Karena minuman-minunan seperti es itu yang menggunakan pasta durian juga banyak. Sehingga banyak permintaan untuk membuat pasta durian sendiri,” sebut dia.
“Semoga yang kualitas bagus bisa kita kirim keluar kota dan lain sebagainya. Sedangkan di sini yang kualitasnya kurang bisa kita bikin untuk flavor,” tutupnya.
Trenggalek sendiri merupakan salah satu kabupaten penghasil buah durian. Apalagi di Trenggalek terdapat hutan durian luas lahan mencapai 650 hektar, di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, Trenggalek. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS