BLITAR – Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Guntur Wahono menghadiri acara kirab leluhur di desanya, tepatnya Desa Tambakboyo Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Sabtu (2/10/2021) malam.
Kirab dilakukan dengan mengarak lukisan dua tokoh leluhur setempat sejauh 1 kilometer, mulai perempatan jalan desa menuju Wisma Tambakboyo.
Dua lukisan yang diarak itu adalah penggambaran dari Nyai Sepuh Tumpangsari dan Nyai Gadung Melati.
Guntur mengatakan, dua perempuan ini merupakan sosok penting awal cikal bakal berdirinya Desa Tambakboyo. Di mana berkat jasa perjuangan keduanya, Desa Tambakboyo akhirnya bisa ada.
“Kirab leluhur ini adalah bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Tambakboyo kepada Allah SWT. Yang mana melalui dua tokoh yang dikirab, kita akhirnya bisa tinggal di sini,” jelas Guntur.

“Termasuk di dalamnya ada ritual kenduri untuk keselamatan dan tolak balak agar warga Desa Tambakboyo terhindar dari wabah Corona,” imbuh dia.
Menurutnya, kirab leluhur adalah acara sakral dan penting bagi masyarakat Desa Tambakboyo secara emosional. Sebab mengingatkan kembali sejarah berdirinya Desa Tambakboyo.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk dijaga. Sebab, budaya merupakan jati diri dan identitas sebuah bangsa,” terang anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur ini.
Menurutnya, kegiatan semacam ini akan terus dia dukung, demi melestarikan budaya dan seni yang ada.

Guntur menegaskan bakal memfasilitasi dan membantu masyarakat dalam upaya mempertahankan dan melestarikan budaya di daerahnya, utamanya masyarakat yang ada di wilayah dapilnya.
“Kita dari BKN DPD PDI Perjuangan Jawa Timur akan selalu mensupport acara seperti ini. Akan kita berikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan dukungan bantuan,” ujarnya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat agar lebih mencintai budaya dan seni dari negaranya sendiri ketimbang dari negara lain.
Untuk itu, Guntur mengingatkan kepada para generasi muda agar peduli terhadap kesenian dan kebudayaan milik bangsa Indonesia sendiri.
“Menguri-uri budaya seperti ini sesuai dengan jiwa nasionalis PDI Perjuangan dalam upaya mempertahankan kearifan lokal agar tidak tergerus oleh majunya zaman,” tuturnya. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS