SURABAYA – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, perlu ada kebijakan jangka panjang untuk bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. Berbagai skema kebijakan perlu diperhitungkan, mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang.
“Testing, tracking dan therapy tetap dilakukan. Memperkuat layanan kesehatan untuk jangka panjang perlu dilakukan, mulai dari kebutuhan sumber daya manusia, infrastruktur kesehatan hingga pasokan obat secara cermat harus dikalkulasi,” kata Armuji, Jumat (30/7/2021).
Menurutnya, penanganan Covid-19 tidak hanya dilakukan dalam kondisi darurat. Melainkan harus dibarengi dengan upaya-upaya pemulihan ekonomi, kesiapan infrastruktur dan sistem penanganan Covid-19 secara medis yang mapan bagi masyarakat luas.
Dia menambahkan, saat ini kesiapan tenaga medis masih menjadi pekerjaan rumah yang dipikirkan banyak pihak, dan memerlukan kebijakan Long Term.
Seperti pada Program Internship Dokter Indonesia (PIDI), Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPSDMK) Kementerian Kesehatan, yang telah menetapkan 368 kuota dan hanya terdapat 97 dokter Internship yang siap membantu penanganan Covid-19, sehingga tersisa masih ada 271 kuota.
Disamping itu, Cak Ji sapaan akrabnya, juga mendorong agar masyarakat memiliki kesadaran berperilaku mengurangi risiko penularan dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan.
“Dampak pandemi sangat luas mulai dari sosial, ekonomi, pendidikan yang tentunya membutuhkan waktu lama untuk memulihkan,” imbuhnya.
Diberitakan, hingga 29 Juli 2021, tercatat infeksi harian nasional masih pada angka 43.479 orang serta Kota Surabaya mencatatkan tambahan 1.269 kasus baru.
Saat ini Pemkot Surabaya sedang menggencarkan vaksinasi untuk warganya. Progres vaksinasi sesuai update data pada Minggu (25/7), untuk dosis pertama sebesar 1.461.771 dan dosis kedua 756.227 vaksin. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS