BLITAR – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono tak henti mengajak semua elemen masyarakat untuk terus merawat, membina, dan melestarikan kebudayaan.
Seperti saat menggelar sosialisasi kebangsaan dengan tema “Kebudayaan Menjawab Tantangan Jaman melalui Peran Desa dalam Memajukan Kebudayaan Daerah”, di Kampung Coklat, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Minggu (23/1/2022), ajakan itu dia sampaikan kepada kalangan perangkat desa.
Guntur mengatakan, sosialisasi wawasan kebangsaan bersama persatuan kepala desa dan perangkat desa digelar karena menurutnya, desa itu sebagai ujung tombak kebudayaan.
Dia menyebut, sinergi antara perangkat desa, dan masyarakat melalui persamaan persepsi, merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam pelestarian adat istiadat.
“Kita melihat desa sebagai ujung tombak kemajuan kebudayaan. Bahwa dalam melakukan perawatan, membina dan sekaligus melestarikan kebudayaan, tentu kami anggota dewan tidak bisa sendiri, artinya perlu keterlibatan kepala desa, perangkat desa dan yang lainnya, sehingga harus ada penyamaan persepsi,” kata Guntur dalam keterangannya kepada pewarta media ini, Selasa (25/1/2022).
Legislator yang juga Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini pun menerangkan bahwa setiap persoalan yang ada di desa harus diselesaikan dengan tuntas.

“Kita juga perlu untuk melihat persoalan yang muncul di Kabupaten Blitar, terutama yang terjadi di desa-desa. Seperti banyak persoalan tanah bengkok yang sampai sekarang ini masih belum klir sehingga timbul persoalan,” ujarnya.
Guntur menyebut perlu dihadirkan narasumber dari kementerian terkait untuk membantu memberikan solusi atas persoalan tersebut. Jika tidak segera ada solusi, terang Guntur, masalah bengkok ini dari tahun ke tahun tidak ada ujung penyelesaian.
“Kami dari anggota dewan, melalui sosialisasi wawasan kebangsaan atau saat reses bisa membantu memfasilitasi untuk dilakukan kegiatan-kegiatan antara perangkat desa, pemerintah desa dengan narasumber yang ada,” jelas dia.
“Harapan kita, sedikit demi sedikit melalui kegiatan ini, persoalan di wilayah desa bisa terselesaikan,” imbuhnya.
Terakhir, Guntur menyampaikan bahwa kebudayaan tidak selalu berarti kegiatan kesenian, melainkan di dalamnya termasuk tradisi, adat istiadat, spiritual. “Nah inilah yang harus diperhatikan. Sebagai wakil rakyat, kami harus melihat secara nyata apa yang dibutuhkan masyarakat terutama untuk memajukan kebudayaan di Kabupaten Blitar,” ucap Guntur.
“Kebudayaan juga jadi jalan menghadapi kekuatan radikal karena ada pihak-pihak yang sengaja ingin menghilangkan, menghapus dan memusnahkan kebudayaan kita,” tandasnya. (yols/pr)