Jumat
24 Oktober 2025 | 12 : 06

Gunanya Ada Partai

20320a797ad7062a2aef1ca595439792
Presiden Sukarno berpidato pada malam pembukaan kongres Partai Nasional Indonesia (PNI) di Bandung, 18 Desember 1954 di Bandung. (foto: disway.id/perpusnas.go.id)

GUNANYA Ada Partai”, satu dari sekian bab dari tulisan (buku) Mencapai Indonesia Merdeka.

Buku tersebut ditulis Bung Karno di Pengalengan, kota kecil di pegunungan sisi selatan Bandung. Tulisan dibuat pada Maret 1933, selepas sang penyambung lidah rakyat Indonesia itu keliling dari sejumlah tempat di Jawa Tengah untuk menyalakan kesadaran massa.

Buku Mencapai Indonesia Merdeka, dulunya, merupakan risalah pemikiran Sukarno yang diterbitkan di sejumlah surat kabar. Antara lain Suluh Indonesia, Panji Islam, dan Pikiran Rakyat. Juga dicetak dalam brosur dan disebarluaskan.

Tulisan tersebut membuat polisi Hindia-Belanda kebakaran jenggot. Operasi pemberangusan dilaksanakan. Toko-toko buku digeledah. Sukarno pun diburu dan ditangkap. Dibui di Sukabumi untuk beberapa saat kemudian dibuang ke Ende, Flores.

Baca juga: Bung Karno Dibuang ke Ende Gegara Tulisan Mencapai Indonesia Merdeka

Kembali ke: Gunanya Ada Partai.

“Partailah yang harus mem­beri ke-bewust-an (kesadaran) pada pergerakan massa, memberi kesedaran, memberi keradikalan,” tulis Sukarno dalam buku tersebut.

Karena itu, maka partai lebih dulu harus partai yang bewust, partai yang sedar, partai yang radikal.

“Hanya partai yang demikian itu bisa menjadi pelopor yang sejati di dalam pergerakan massa, dan membawa massa itu dengan selekas-lekasnya kepada kemenangan dan keunggulan.”

Sukarno menjelaskan, orang sering mengira, Rakyat Indonesia bisa menang ketika semuanya masuk partai. Saat itu jumlah rakyat seantero negeri diperkirakan 60 juta jiwa. Bagi Bung Karno, hal itu adalah kemustahilan jika seluruhnya masuk partai.

“Tidak! Kemenangan tidak usah menunggu sampai semua rakyat­-jelata secindil-abangnya masuk suatu partai! Kemenangan sudah bisa datang, bilamana ada satu partai yang gagah berani dan bewust menjadi pelopor sejati daripada massa, yang bisa memimpin dan bisa menggerakkan massa.”

Kumpulan Penggerak Massa

Siapa saja orang-orang partai dimaksud?

Dalam penjelasannya, Bung Karno menegaskan, partai yang ia maksud adalah partai berisikan kumpulan Marhaen yang sadar, rajin, berkeras hati dan piawai mengelola massa.

“Marhaen-Marhaen itulah sudah cukup untuk menggerakkan massa-aksi yang hebat dan bergelora dan yang datang pada kemenangan, asal sahaja tergabung di dalam satu partai pelopor yang tahu menggelombangkan semua tenaganya massa.”

Watak Partai

Partai tak sekadar tempat berkumpulnya para penggerak massa. Sukarno menjelaskan hal watak partai yang maksud.

“Tetapi partai mana yang bisa menjadi partai-partai-pelopor di dalam massa-aksi kita? Partai yang kemauannya cocok dengan kemauan Marhaen, partai yang segala-galanya cocok dengan kemauan natuur, partai yang memikul natuur?”.

“Bukan partai borjuis, bukan partai ningrat, bukan “partai-Marhaen” yang reformistis, bukanpun partai radikal yang hanya amuk-amukan saja. Tetapi partai-Marhaen yang radikal yang tahu saat menjatuhkan pukulan-pukulannya.”

Menurut Bung Karno, Partai tak boleh ketinggalan oleh massa. Partai harus memerangi dua haluan: ber­juang memerangi haluan reformis, dan berjuang memerangi haluan anarcho-syndicalist. Partai yang tidak lembek, tetapi juga tidak amuk-amukan saja.

“Melainkan konsekwen-radikal yang berdisiplin, partai yang demikian itulah yang bisa menjadi partai pelopor.”

“Partai yang demikian itulah yang menuntun pergerakan Rakyat-jelata, merobah pergerakan Rakyat-jelata itu dari onbewust menjadi bewust”.

Jauh waktu sebelum Bung Karno menjlentrehkan Gunanya Ada Partai yang ia tulis pada dekade 30-an, Bung Karno dan kawan-kawannya dari Algeemene Studieclub telah mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927.

“Tujuan daripada PNI adalah kemerdekaan sepenuhnya,” kata Sukarno ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. (hs)

 

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Salah Satu Wakilnya Tersangkut Masalah Hukum, Widarto: Kinerja DPRD Jember Masih Normal

JEMBER – Penetapan status tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember terhadap salah satu Wakil Ketua DPRD ...
LEGISLATIF

Budi Wahono Realisasikan Aspirasi Warga, Jalan Desa Bacem Kini Mulus Dihotmix

MADIUN — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Madiun, Budi Wahono, terus membuktikan komitmennya dalam ...
LEGISLATIF

Candra: Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi Melegakan Petani

JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengatakan, kebijakan pemerintah pusat menurunkan harga pupuk ...
SEMENTARA ITU...

GOW Gelar Gebyar Wirausaha Perempuan, Eri Cahyadi Berharap UMKM Naik Kelas

SURABAYA – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya kembali menggelar Gebyar Wirausaha Perempuan 2025 yang ...
KABAR CABANG

Banteng Kota Malang Teguhkan Semangat Kebangsaan di Hari Santri Nasional 2025

MALANG – PDI Perjuangan Kota Malang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan ...
KRONIK

Gemakan Yalal Wathon, PDI Perjuangan Rayakan Hari Santri dengan Paduan Suara Lintas Iman

JAKARTA – Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang digelar DPP PDI Perjuangan di Sekolah ...