SURABAYA – Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengapresiasi kegiatan bertajuk ‘Pekan Bhakti Marhaen’ yang digelar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya.
Whisnu mengatakan, aksi kemanusiaan dalam membantu pemerintah menangani dampak sosial akibat pandemi virus Corona (Covid-19) tersebut patut didorong. Sebab merupakan wujud gotong royong elemen masyarakat dalam upaya bersama menanggulangi pagebluk Covid-19.
”Pekan Bhakti Marhaen ini bisa berkolaborasi baik dengan Pemerintah Kota Surabaya. Utamanya bergotong-royong memutus pandemi dengan aksi sosial,” kata Whisnu, kemarin.
Wawali yang juga menjabat Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Surabaya ini menerangkan, para mahasiswa juga bisa berkolaborasi dengan Posko-100.
Posko-100 sekaligus Posko Relawan Whisnu Sakti Buana juga telah bergerak dalam membantu pemerintah menangani wabah berskala global tersebut.
Menurut Whisnu, gerakan penyemprotan disinfektan, penyediaan hand sanitizer dan bahan disinfektan buatan Posko-100 juga telah diproduksi dan disediakan gratis bagi warga Surabaya.
“Intinya bisa bersinergi. Sama-sama bergerak dalam situasi seperti ini,” ujar pria yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.
Kegiatan ‘Pekan Bhakti Marhaen’ sendiri telah diresmikan Whisnu. Mulai Sabtu (9/5/2020), persiapan agenda Pekan Bhakti Marhaen sudah dilakukan di kantor DPC GMNI, kawasan Jalan Marinda, Semolowaru, Surabaya.
Agenda Pekan Bhakti Marhaen difokuskan pada gerakan pembagian sembako. Melalui gagasan ini, GMNI Surabaya turut mempromosikan Beras Marhaen Indonesia sebagai salah satu bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdampak.
“Beras ini kami ambil langsung dari petani. Upaya ini sekaligus juga memutus rantai tengkulak yang memanfaatkan masa pandemi untuk meraih keuntungan besar tanpa mempedulikan rakyat,” jelas Ketua DPC GMNI Surabaya, Ravi Hafids Maheswara.
Beras sebanyak satu ton ini tengah dikemas dan siap dibagikan. Beras tersebut didistribusikan melalui Koperasi Marhaen Indonesia.
“Kemarin sudah datang setengah ton, tinggal setengah lagi. Yang sudah siap kami jadikan dengan paket gula dan mie instan juga,” imbuh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya ini.
Ravi menjelaskan, aksi gerakan turba ke masyarakat ini sebagai peran konkret mahasiswa terhadap dampak sosial yang ditimbulkan dari kasus Corona.
“Jadi melalui gerakan ini, tidak hanya berteriak di jalan untuk demonstrasi saja. Melainkan ada upaya yang riil untuk masyarakat,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS