JEMBER– Sebagai upaya untuk meneguhkan indentitas kesenian nasional, DPC PDI Perjuangan Jember berkolaborasi dengan 15 paguyuban reog Se Jember, menggelar pertunjukan akbar kesenian Reog Ponorogo, yang diselenggakan di Alun-alun Kecamatan Ambulu, Minggu (17/04/2022).
Pertunjukan tersebut dihadiri ribuan masyarakat dari penjuru Jember. Di tengah jalannya pertunjukan tersebut, DPC PDI Perjuangan Jember bersama 15 paguyuban Reog se-Jember kemudian melakukan orasi untuk menegaskan bahwa kesenian reog merupakan produk kesenian budaya asli Indonesia.
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Jember, Widarto, mengatakan terselenggaranya pagelaran akbar kesenian Reog Ponorogo ini, selain untuk mempertegas reog sebagai kesenian asli Indonesia, juga untuk merespon klaim negara Malaysia yang akan mendaftarkan reog sebagai kesenian asli negara mereka.
“Melalui kegiatan ini, PDI Perjuangan Jember bersama kawan-kawan paguyuban reog yang ada di Jember, ingin menegaskan bahwa kesenian reog adalah warisan budaya asli Indonesia,” jelasnya.
Widarto, menyebut kesenian dan kebudayaan dinamis dan selalu berkembang dari waktu ke waktu, dan ketika kesenian tersebut tidak tidak dilestarikan, maka potensi kesenian itu akan punah atau diakui oleh pihak lain. Sebab itu, perlu ada upaya pelestarian kebudayaan yang komprehensif untuk menumbuhkan kesadaran dari masyarakat untuk semangat menjaga warisan budaya dan kesenian.
“Kami menyadari bahwa kesenian adalah hal yang dinamis dan akan terus berkembang di manapun dan kapanpun, sehingga pontensi sebuah kesenian itu hilang atau diakui pihak lain akan selalu ada. Maka solusi terbaik agar kesenian itu tidak hilang atau diakui pihak lain dengan melakukan upaya pelestarian kesenian yang komprehensif,” terangnya
Widarto menjelaskan, jika seluruh kebudayaan dan kesenian memiliki akar historisnya masing-masing, selain perlunya masyarakat memiliki kesadaran untuk melestariakan suatu kesenian, yang tak kalah penting juga menjaga sejarahnya.
“Semua kebudayaan yang kita miliki memiliki histori masing-masing. Selain merawat wujud kebudayaannya, yang tidak kalah penting adalah menjaga sejarahnya. Dengan menjaga sejarahnya, produk budaya bisa dirunut dari mana ia berasal, bagaimana produk budaya itu terbentuk, dan bagaimana evolusinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, alumnus Fakultas Sastra Unej itu mengaku, bahwa PDI Perjuangan Jember sendiri selalu konsisten dalam melakukan upaya-upaya pelestarian kebudayaan dan kesenian dengan menggelar kegiatan seni pertunjukan. Menurutnya para kader Banteng Jember banyak yang menjadi pelaku kesenian.
“Untuk PDI Perjuangan Jember sendiri, kita berupaya untuk terus konsisten dalam pengembangan kesenian dan kebudayan. Banyak kader kita yang aktif dalam membina kelompok kesenian, bahkan mereka sendiri yang menjadi pelaku seninya. Sebab menjaga kelestarian seni dan budaya menjadi salah satu simpul pengikat nasionalisme di masyarakat,” pungkasnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS