BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, Jawa Timur, menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Bondowoso Smart City’ bersama Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Ijen View tersebut diikuti oleh seluruh Kapala OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Rabu (17/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, menjelasakan, acara FGD ini adalah proses awal untuk pembangunan ‘Bondowoso Smart City’ yang akan fokus pada smart goverment dan smart society.
“Kita berusaha untuk mewujudkan Bondowoso sebagai Smart City untuk kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat, namun yang perlu diperhatikan di sini bahwa Smart City itu tak harus meniru kota-kota besar lainnya, tetapi menyesuaikan kebutuhan Bondowoso sendiri,” katanya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Bondowoso tersebut juga menjelaskan, Smart City Bondowoso akan berfokus terlebih dahulu pada smart goverment, dan smart sosiety, yakni mengintegrasikan proses penganggaran, perencanaan, hingga proses e-reporting, yang masyarakatnya bisa mengakses, dan pengawasannya juga melalui sistem.
“Pertama kita wujudkan smart goverment dan smart societynya terlebih dahulu, seperti nantinya saat enyusun KUAPPS, dari perencanaan sampai APBD itu semua sudah by sistem, dan yang terpenting masyarakat juga bisa ikut mengakses juga,” jelasnya.
Irwan menargetkan ‘Bondowoso Smart City’ harus sudah bisa terlaksana pada tahun 2022 mendatang. Meski masih taraf uji coba. Saat ini, lanjut Irwan, pihaknya sedang mempersiapkan perencanaan anggaran untuk memenuhi piranti atau perangkat lunak dan sistemnya yang akan diintegrasikan antar-OPD. Sedangkan kesiapan sumber daya manusianya disebutnya telah ada di Diskominfo.
“Harapannya, tahun 2022 mendatang kita sudah bisa terapkan uji coba untuk Bondowoso Smart City ini. Khususnya, Smart Government dan Smart Society,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Bondowoso, Ghozal Rawan, melalui FGD ini pihaknya membentuk tim survei untuk mengidentifikasi atau memetakan bagaimana kondisi Bondowoso untuk menuju Smart City. Mengingat di setiap OPD sendiri telah memiliki aplikasi.
“Tinggal bagaimana aplikasi-aplikasi yang ada di OPD masing-masing itu bisa terintegrasi,” ujarnya.
Dalam proses survei ini, tambahnya, pihaknya menggandeng ITS Surabaya. Diharapkan sebelum 17 Desember 2021 proses survei sudah selesai. Dengan begitu, pihaknya bisa segera mendapat rekomendasi untuk langkah berikutnya.
“Setelah pemetaan itu, bisa ditentukan apa yang dibutuhkan Bondowoso,” imbuhnya.
Dia juga berharap, realisasi Smart City ini diharapkan bisa mempermudah layanan pemerintah bagi masyarakat melalui memanfaatkan teknologi informasi.
Sementara Manajer Pusat TIK dan Robotika, ITS Surabaya, Dr. Endroyono menjelasakan, untuk menjadi Smart City tak harus meniru lain-lain. Namun, melihat dari kebutuhannya. Menurutnya, Bondowoso harus dilihat dari sisi smart government. Jika tata kelolanya sudah bagus dan bisa optimal, maka dengan gampang mewujudkan ke smart society.
“Meningkatkan layanan masyarakat, melalui smart goverment adalah hal yang sangat bagus, kalau masyarakat terlayani, dengan baik cepat dan mudah maka ekonomi juga naik,” paparnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS