SURABAYA – Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo memulai kunjungannya di Surabaya, Sabtu (6/5/2023), dengan olahraga lari pagi.
Tokoh humoris dan murah senyum itu berlari menyusuri kawasan Jalan Mayjen Sungkono, pasar kampung, hingga Lapangan THOR di Jalan Padmosusastro, Surabaya.
Mengenakan kaos putih dan makin modis dalam balutan running tights serta celana pendek berwarna hitam, Ganjar berlari dalam suasana Sabtu pagi yang sejuk.
Keringat tampak mengalir di wajah dan lehernya. Dia didampingi istri tercinta, Siti Atikoh.
Ganjar mengenakan kaus yang pada bagian belakangnya bertuliskan ‘Satyam Eva Jayate’, bahasa Sansekerta yang memiliki arti ‘hanya kebenaran yang berjaya’.
“Olahraga selalu bikin sehat. Justru kalau tidak olahraga, badan bisa capek semua. Ayo arek-arek Suroboyo yang rajin olahraga,” ujar Ganjar.
“Asyik lari pagi di Surabaya. Lingkungannya asri, bikin segar, bikin sehat,” sambung kader PDI Perjuangan yang sekarang menjabat Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Di tengah perjalanan, Ganjar diserbu oleh warga Surabaya di sekitar kawasan yang dilewati suami dari Siti Atikoh tersebut.
“Pak Ganjar, Pak Ganjar, ayo foto dulu,” teriak ibu-ibu mengajak Ganjar berfoto.
“Tibake asline luwih ganteng soko fotone (ternyata aslinya jauh lebih tampan dibanding fotone,” kata seorang ibu disambut tawa semuanya.
Dengan senyum khasnya, Ganjar memenuhi permintaan warga untuk berfoto satu per satu.
“Sehat-sehat ya. Ayo olahraga. Isuk-isuk kok cuma ngelamun (pagi-pagi kok melamun),” canda Ganjar memecah tawa para warga.
“Aku padamu, Pak Ganjar,” teriak ibu-ibu. Tawa pun kembali pecah.
Saat di Lapangan THOR, Ganjar juga dielu-elukan warga yang juga sedang berolahraga larj. “Sudah berapa putaran?” tanya Ganjar ke warga yang berebut foto.
Ganjar memang dikenal sebagai tokoh yang hobi berolahraga. Selain lari, Ganjar hobi bersepeda. Tak hanya Ganjar, sang istri pun juga hobi lari dan sepeda.
Ganjar dan sang istri yang merupakan cucu Kiai Hisyam Abdul Karim, pendiri Pesantren Roudlotus Sholihin Kalijaran, Purbalingga, kerap tampil bersama untuk berlari dan bersepeda, bahkan sering mengikuti ajang lari.
Ganjar dan Atikoh, misalnya, sering tampil di ajang lari 10 kilometer. Dalam catatan media, Ganjar pernah melahap rute 10 kilometer dalam waktu 1 jam 30 menit.
“Lha kalau saya pelari casual, berlari santai yang penting konsisten, stamina terjaga,” kata Ganjar.
Dia pun berbagi tips agar tidak cepat lelah saat lari, apalagi bagi pehobi lari yang juga memiliki aktivitas segudang. Dia mencontohkan, saat ingin berlari 10 kilometer, kita harus mampu menghitung interval jarak.
“Misalnya, 3 kilometer pertama kita berlari santai biar tenaga tidak habis di depan. Lalu 3 kilometer berikutnya, pace (kecepatan lari) ditambah dikitlah. Terus dinaikkan bertahap. Lalu di fase akhir baru agak cepat sampai garis finish. Itu bisa menghemat stamina kita sampai akhir biar energi enggak habis di awal atau tengah,” paparnya. (dhani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS