SUMENEP – Minggu (17/4/2022) sore Jalan Raya Kalianget tiba-tiba pecah oleh rancak irama gendang musik ul-daul “Poser Alam.” Para pengguna jalan melambat. Beberapa di antaranya berhenti untuk menonton pertunjukan musik ul-daul Poser Alam.
Tiga orang pengurus PAC PDI Perjuangan Kalianget membentangkan spanduk dengan tulisan “Ramadan Mubarak, PAC PDI Perjuangan Kalianget Berbagi Takjil dengan Masyarakat.” Di sisi kanan-kiri, tampak gambar Bung Karno, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Ketua Banggar RI, MH Said Abdullah, Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep, Achmad Fauzi, dan Ketua PAC PDI Perjuangan Kalianget, Meixa Indra Dahar.
“Setengah lima kita mulai. Ayo persiapkan,” ujar Indra, memberi aba-aba pada jajarannya untuk menyiapkan takjil yang akan dibagikan pada masyarakat.
Musik ul-daul Poser Alam semakin rancak. Para penabuh sesekali melantunkan lagu-lagu pendek dalam bahasa Madura. Lalu lintas pun sedikit tersendat dan merayap.
Tepat pukul setengah lima, Indra dan para pengurus PAC PDI Perjuangan Kalianget pelan-pelan menjulurkan takjil yang berupa nasi kotak kepada para pengendara yang melintas. Sesekali Indra mengangatkan tangan tinggi, tanda permintaan tolong pada para pengendara untuk menurunkan laju kendaraannya.
“Kami ingin berbagi dengan masyarakat dan pengguna jalan. Kami ingin menunjukkan, PDI Perjuangan merupakan Partai yang selalu hadir dan menjadi bagian dari masyarakat,” jelas Indra perihal gelaran ngabuburit sore itu.
Ia juga menuturkan, kerja sama dengan kelompok musik ul-daul Poser Alam tidak lepas dari keinginannya untuk memberikan hiburan pada masyarakat. Selama masa pandemi, jelas Indra, berbagai pertunjukan kesenian tidak mendapatkan izin.
“Setiap sore, banyak anak muda lalu-lalang di jalan ini. Mereka terbiasa ngabuburit di tepi Laut Kalianget. Untuk menarik perhatian mereka, sengaja saya berkolaborasi dengan musik ul-daul Super Power,” jelas Indra.
Indra juga berharap, kolaborasi antara PAC PDI Perjuagan Kalianget dan musik ul-daul Poser Alam juga bisa memberikan citra positif bagi Partainya. Menurutnya, masyarakat perlu diberi pemahaman, partai politik itu tidak sekadar mengurusi kontestasi elektoral yang lima tahunan.
“Kami juga ingin mengajak masyarakat untuk melihat persoalan politik lebih luas dan dinamis. Bagi kami, berpartai bukan sekadar mengurusi persoalan kontestasi Pemilu yang lima tahunan. Lebih dari itu, politik menyangkut banyak hal,” terangnya.
Acara ngabuburit dan pembagian takjil diharapkan menjadi bukti nyata, bahwa gerak PDI Perjuangan memang sejalan dengan aspirasi masyarakat. Indra menegaskan, PDI Perjuangan merupakan Partai yang lahir dan tumbuh, serta senantiasa bersama rakyat.
“Tentunya, dengan kegiatan ini, kami ingin menyampaikan pada masyarakat, PDI Perjuangan itu memang Partai yang bersumber dari masyarakat. Partai yang geraknya seiring aspirasi dan harapan masyarakat. Seperti di bulan Ramadan ini, kami juga ingin bersama-sama masyarakat memperoleh keberkahan Ramadan dengan berbagi takjil,” jelasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS