Jumat
30 Mei 2025 | 10 : 45

Fraksi PDIP Soroti Masih Tingginya Angka Perkawinan Anak dan Kemiskinan Ekstrem di Jatim

pdip-jatim-241011-indriani

SURABAYA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur menyampaikan prihatin terhadap masih tingginya angka kasus perkawinan anak. Data terbaru menunjukkan bahwa ribuan dispensasi kawin usia muda (anak-anak) terus diajukan setiap tahun, mencerminkan persoalan sosial yang mendalam.

Hal ini disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan, Indriani Yulia Mariska, dalam laporan fraksi saat Rapat Paripurna DPRD Jawa Timur, Rabu (28/5/2025) kemarin.

“Kasus perkawinan anak masih tetap tinggi di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama bahwa angka dispensasi kawin Jawa Timur pada tahun 2022 sebesar 15.095, tahun 2023 sebesar 12.334 dan tahun 2024 sebanyak 8.753,” ujar Indriani, dalam keterangannya dikutip Kamis (29/5/2025).

Menurut anggota DPRD dari Dapil Madura itu, angka tersebut hanya mencerminkan kasus-kasus resmi yang melalui proses hukum. Dirinya menilai fakta di lapangan jauh lebih kompleks dan menunjukkan jumlah kasus yang lebih besar karena masih banyak perkawinan anak yang tidak tercatat secara legal.

“Data tersebut merupakan data formal yang tercatat pada Pengadilan Tinggi Agama. Namun perkawinan anak yang tidak melalui dispensasi kawin justru lebih banyak di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Dia menyebut tingginya angka perkawinan anak sebagai isu pembangunan yang serius dan memerlukan penanganan lintas sektor. Menurutnya, kolaborasi antara instansi pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk menekan kasus tersebut.

“Hal ini berarti kasus perkawinan anak menjadi permasalahan pembangunan Provinsi Jawa Timur yang harus disinergikan dengan instansi terkait dan masyarakat,” tandas Indriani.

Fraksi PDI Perjuangan juga masih menyoroti isu kemiskinan yang masih menjadi tantangan besar di Jawa Timur. Meski terjadi penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 9,56% per September 2024, angka tersebut dinilai belum mencerminkan keberhasilan yang maksimal.

“Prosentase penduduk miskin hingga September 2024 mengalami penurunan menjadi 9,56%, turun sebesar 0,23% dibandingkan Maret 2024. Ini masih belum maksimal sehingga perlu digenjot lagi penurunannya,” katanya.

Fraksinya mendorong agar Pemprov Jatim terus memperkuat sinergi lintas organisasi perangkat daerah (OPD), terutama di daerah yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem, agar intervensi program bisa lebih efektif dan tepat sasaran. (yols/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Sosialisasikan 4 Pilar MPR RI di Mojokerto, Mbak Estu Dorong Pemberdayaan Perempuan

MOJOKERTO – Anggota MPR/DPR RI Sadarestuwati menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI bertajuk “Realisasikan ...
KRONIK

Sonny Dampingi Atlet Arung Jeram Latihan untuk Persiapan Porprov Jatim 2025

BANYUWANGI – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Sonny T. Danaparamita, mendampingi atlet arung jeram dalam sesi ...
LEGISLATIF

Hari Kenaikan Isa Al Masih, Supriadi: Sarana Eratkan Persaudaraan Lintas Iman

BLITAR – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar, Supriadi, menyampaikan ucapan selamat kepada ...
KRONIK

Inovasi Lele Probiotik UTM, Peluang Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Bangkalan

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, menegaskan komitmennya mendukung penuh pemanfaatan lele probiotik, ...
LEGISLATIF

Ony Setiawan Sosialisasi Pentingnya Peran Pemuda dalam UMKM dan Koperasi Kekinian

TUBAN – Puluhan pemuda dan mahasiswa dari berbagai program studi di Tuban antusias mengikuti kegiatan sosialisasi ...
SEMENTARA ITU...

Pemkab Banyuwangi Rayakan HLUN, Apa Saja Progam Pro-Lansia yang Diluncurkan?

BANYUWANGI – Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) setiap 29 Mei menjadi momentum Bupati Banyuwangi, Ipuk ...