SUMENEP – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep dalam lima tahun terakhir terus menunjukkan tren positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat, pada 2020, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 1,13 persen akibat kontraksi pandemi Covid-19. Namun, mulai 2021, ekonomi Sumenep berangsur pulih, tumbuh 2,61 persen, dan semakin menguat menjadi 3,11 persen pada 2022.
Pada 2023, laju pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan hingga mencapai 5,35 persen. Sedangkan pada 2024, ekonomi Sumenep tetap solid dengan capaian pertumbuhan 3,77 persen.
Kepala BPS Sumenep, Joko Santoso, menjelaskan, apabila pertumbuhan ekonomi dihitung tanpa sektor migas, kinerjanya bahkan mencapai 4,64 persen.
“Ini membuktikan bahwa kekuatan ekonomi Sumenep tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam, tetapi juga pada sektor riil dan produktif,” ujarnya, Senin (28/4/2025).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumenep berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp45.222,29 miliar. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp27.234,39 miliar.
Dari sisi struktur ekonomi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 37,20 persen. Disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,04 persen, perdagangan besar dan eceran serta reparasi kendaraan bermotor sebesar 12,79 persen, konstruksi sebesar 7,89 persen, dan industri pengolahan 6,73 persen.
“Kelima sektor ini berkontribusi hingga 81,64 persen terhadap perekonomian Sumenep,” tambah Joko.
Menanggapi capaian tersebut, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang stabil ini merupakan hasil nyata dari kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat.
“Capaian ini bukan semata-mata angka, tetapi cermin dari kerja keras seluruh elemen masyarakat,” ujar Fauzi.
“Kami terus berkomitmen melanjutkan transformasi ekonomi, mempercepat pembangunan infrastruktur, memperkuat sektor produktif, dan mendorong pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah,” tambahnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu menegaskan, pemerintah daerah tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pemerataan hasil pembangunan agar dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
“Kami ingin ekonomi yang inklusif. Tidak hanya tumbuh, tapi juga berkeadilan. Setiap warga harus bisa merasakan dampak positif dari pertumbuhan ini,” terangnya.
Bukti lain keberhasilan ini, lanjut Fauzi, adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumenep yang kini menjadi salah satu yang terbaik di Jawa Timur. Per Agustus 2024, TPT Sumenep tercatat 1,69 persen, menurun dari 1,71 persen pada 2023.
“Kami bersyukur, angka pengangguran terus menurun. Ini menunjukkan bahwa peluang kerja semakin terbuka dan ekonomi daerah kita semakin bergerak dinamis,” tandasnya. (hzm/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS