JEMBER – Anggota Komisi C dan Komisi B DPRD Jember sepakat menunggu update perkembangan penutupan saluran air tersier di lahan pertanian Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari oleh salah satu pengembang perumahan.

Sampai Sabtu (15/11/20205) ini, belum ada laporan perkembangan atau laporan solusi atas masalah yang dialami petani yang sawahnya tak bisa dialiri melalui saluran air tersebut.

Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto mengatakan, sebagaimana disampaikan Sekretaris Komisi C David H.S, semua permasalahan di lahan tersebut sudah diuraikan.

Pertama pengembang diminta segera mensolusikan persoalan penutupan saluran air itu. Kedua dinas terkait diminta untuk meninjau kembali perizinannya.

“Jika persoalan tidak segera diselesaikan, DPRD membuka opsi membawa persoalan ini ke tahap rapat dengar pendapat. Kan begitu penegasan saat disidak kemarin Jumat (14/11/2025),” kata Candra.

Seperti diketahui, dua komisi DPRD Jember melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu perumahan yang ada di kawasan tersebut. Bersama Ketua Hippa, Arif Wibowo, ditemukan penutupan saluran irigasi terjadi setelah pembangunan perumahan.

Kini pascasidak itu para petani berharap saluran dibuka kembali agar suplai air kembali stabil, dan biaya-biaya tanam tak lagi meningkat akibat kebutuhan penggunaan mesin pompa.

Sementara itu, menyikapi sidak dua komisi DPRD Jember, kuasa hukum PT Rengganis, Karuniawan Nurahmansyah mempertanyakan kedatangan anggota DPRD ke lokasi. Dia menilai kunjungan tanpa surat tugas sebagai tindakan yang tidak sesuai prosedur.

“Terkait irigasi, kami menegaskan jalur air tersebut berada di luar peta tanggung jawab perusahaan dan seharusnya menjadi ranah dinas terkait,” katanya kepada media.

Pihaknya mempertanyakan mengapa persoalan saluran air, petani baru mempermasalahkan kondisi tersebut setelah berlangsung bertahun-tahun.

Menanggapi rencana rapat dengar pendapat yang dilontarkan Komisi C, Karuniawan menyatakan siap hadir selama ada undangan resmi dari DPRD. (art/pr)