JAKARTA – Capres dari PDIP yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi, angkat bicara soal tudingan dirinya mengkhianati janji sebagai gubernur. Kata Jokowi, ini adalah cara untuk memperbaiki Jakarta.
Jika sebelumnya Jokowi hanya menjawab pertanyaan serupa dengan jawaban “undang-undang membolehkan”, kali ini dia menjawab dengan cara yang berbeda. Saat ditanya Najwa Shihab apakah pencapresan ini sebagai pengkhianatan Jokowi, mantan Wali Kota Solo ini menjawab dengan angka.
“Survei membuktikan 84% masyarakat Jakarta setuju [saya nyapres]. Kalau tidak setuju, mana mungkin suara PDIP di Jakarta [di pemilu legislatif 2014] naik 300%,” kata Jokowi dalam program Mata Najwa Metro TV, Rabu (7/5/2014).
Jokowi menegaskan pencapresannya adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah Jakarta seperti kemacetan dan banjir. Menurut Jokowi, jika dia jadi presiden, masalah-masalah tersebut bisa lebih cepat teratasi.
“Masalah itu masih dalam kendali kita untuk menyelesaikan, seperti macet dan banjir. Nantinya jika Tuhan mengizinkan untuk bersinergi dengan gubernur yang baru, tentu masalahnya bisa lebih cepat, lebih akselerasi,” katanya.
Ditanya apakah Jokowi tidak merasa berkhianat, dia menjawab. “Tidak, perasaan saya seperti itu. Kecuali kalau jadi presiden di luar negeri dan saya nanti masih bertanggung jawab atas masalah Jakarta.”
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang juga dihadirkan di acara yang sama, juga berkomentar. “Tidak [merasa dikhianati]. Karena janjinya dulu kan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota modern. Seharusnya bisa lebih cepat, tapi tidak bisa. Kita hadapi AFTA, tapi pelabuhan kita tidak siap. Kita ingin perluas pelabuhan, ingin bangun kereta api, Kemenhub tidak mau. Kalau dia [Jokowi] jadi presiden, itu lebih bagus,” katanya. (solopos)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS