Jumat
31 Oktober 2025 | 4 : 21

Diskusi 27 Tahun Reformasi, Abidin Fikri Tegaskan Pendidikan Rakyat untuk Memutus Kemiskinan

IMG-20250521-WA0020

JAKARTA – Yayasan 98 Peduli menggelar diskusi bertajuk Pendidikan Kerakyatan dalam Pengentasan Kemiskinan di DPP Banteng Muda Indoensia (BMI), Selasa (20/5/2025).

Acara bertujuan untuk merefleksikan capaian reformasi dan menyoroti peran pendidikan kerakyatan sebagai solusi strategis dalam memerangi kemiskinan. Hal itu sejalan dengan amanat Pasal 34 UUD 1945 dan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, yang juga salah satu tokoh perjuangan reformasi 1998, berkesempatan menjadi salah satu pembicara.

Ia menegaskan bahwa pendidikan kerakyatan menjadi kunci untuk memutus rantai kemiskinan.

Dalam paparannya, Abidin menyoroti pentingnya program seperti Sekolah Rakyat, yang diinisiasi melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2025, sebagai wujud nyata komitmen negara untuk memberikan akses pendidikan bagi masyarakat miskin dan anak terlantar.

“Reformasi 1998 adalah perjuangan untuk keadilan sosial. Hari ini, kita harus pastikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi hak, tetapi juga alat pemberdayaan rakyat,” kata Abidin Fikri.

“Sekolah Rakyat adalah langkah konkret untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” imbuhnya.

Abidin Fikri berkomitmen untuk mengawal implementasi UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin dan mendukung kebijakan pengentasan kemiskinan ekstrem.

Ia juga mengajak generasi muda untuk melanjutkan semangat reformasi dengan berkontribusi pada isu-isu sosial, khususnya pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

Diskusi juga menghadirkan sejumlah narasumber. Akademisi dan aktivis 98, Prof. Muradi dengan Moderator Niko Adrian (Pengacara -Aktivis 98) membahas tantangan dan peluang pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.

Prof. Muradi menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sipil untuk memastikan program pendidikan kerakyatan berjalan efektif dan tepat sasaran.

“Pendidikan kerakyatan  harus berjalan efektif dan mensinergikan dengan sekolah-sekolah di daerah yang pada saat ini di tingkat SD Negeri banyak yang kekurangan murid, sehingga gedung sekolah yang ada bisa digunakan untuk sekolah rakyat dan hal ini akan mengefisienkan biaya.” Tegas Prof. Muradi.

Acara dihadiri oleh ratusan peserta, termasuk mantan aktivis 98, mahasiswa, dan masyarakat umum, yang antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab.

Peringatan 27 tahun Reformasi ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kolektif dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur.(dian/hs)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Usung Tema Buppa’ Babu’ Guru Rato, Lomba Acareta Tanamkan Cinta Budaya Sejak Dini

SUMENEP – Komunitas Kanca Pendidikan (KKP) Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Dinas Pendidikan menggelar Lomba ...
HEADLINE

Said Abdullah: Kedatangan Ibu Ketum di Blitar Perkuat Soliditas Internal dan Politik LN

BLITAR – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, MH Said Abdullah, menegaskan bahwa rangkaian kegiatan Ketua Umum PDI ...
KRONIK

Bupati Bangkalan: Koperasi Ujung Tombak Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

BANGKALAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan berkomitmen memperkuat ekonomi masyarakat. Salah satunya ...
LEGISLATIF

Yordan Batara-Goa Tekankan Pentingnya Pengajaran Pancasila bagi Generasi Muda

SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Yordan M. Batara-Goa menyoroti dukungan ...
LEGISLATIF

Puluhan Warga Prambon Terpaksa Konsumsi Air Keruh, Ketua DPRD Trenggalek Turun Tangan

TRENGGALEK – Puluhan kepala keluarga (KK) di Dusun Krajan, Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, ...
HEADLINE

Selama Dua Hari Megawati Soekarnoputri Kunjungi Blitar, Ini Agendanya

BLITAR – Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri selama dua hari mulai Jumat ...