MADIUN – Moedjiati, janda perintis kemerdekaan berusia 80 tahun warga Jalan Asahan, Kota Madiun merasa terharu sekaligus bahagia saat Wali Kota Madiun Maidi mengunjungi rumahnya pada Rabu (10/11/2021).
Tak hanya menengok langsung kondisi warganya, di momen Hari Pahlawan ini wali kota dari PDI Perjuangan tersebut juga memberikan tali asih dan bingkisan.
“Rasanya bahagia dan senang, Bapak Wali Kota masih perhatian kepada kami. Semoga ini bisa jadi berkah untuk semuanya,” ucapnya.
Moedjiati merupakan satu-satunya janda perintis di Kota Madiun. Meski usianya sudah senja, namun raganya masih tampak kuat.
Saat ini, Moedjiati tinggal bersama sanak saudaranya setelah sang suami meninggal dunia 2008 lalu.
Moedjiati mengungkapkan, suaminya, Simin, merupakan anggota TNI Angkatan Darat. Sebelum menikah dengan dirinya, Simin telah melaksanakan tugas menjaga kedaulatan NKRI di berbagai wilayah.
Dia pun berharap agar generasi penerus bangsa bisa melanjutkan perjuangan para pahlawan. Yakni, dengan mengisi kemerdekaan melalui kegiatan yang bermanfaat. “Semoga Indonesia semakin maju, kuat, dan lebih baik dari negara lain,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya menyerahkan santunan sosial setelah selesai upacara Peringatan Hari Pahlawan di halaman Balai Kota Madiun.
Sebagai Ketua Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan 45, dia membagikan santunan sosial untuk sesepuh DHC 45 dan untuk anak yatim non panti. Total ada 30 orang yang menerima bantuan sosial.
“Ini gelombang pertama, nanti rangkaiannya akan dilanjutkan di bulan Desember di setiap kelurahan,” tutur Inda.
Bantuan yang diberikan berupa makanan tambahan. Diharapkan bisa mencukupi asupan gizi bagi para anggota DHC yang rata-rata sudah lansia, ditambah dengan satu paket perlengkapan protokol kesehatan (1 box masker, handsoap dan handsanitizer).
“Untuk anak-anak yatim non panti juga sama, makanan tambahan termasuk susu dan satu paket alat-alat sekolah,” imbuhnya.
“Kami harapkan, anak-anak bisa memaknai arti perjuangan dengan melihat para sesepuh yang dulunya adalah pejuang sebagai salah satu pemicu semangat belajar, agar nantinya “merdeka” di saat mereka dewasa,” harap Inda. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS