LUMAJANG – Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang, Supratman, mengajak para guru dan pelajar SMP Negeri 1 Randuagung untuk berkarakter Pancasila. Ajakan disampaikan usai acara nonton bareng film yang bertajuk Jo Sahabat Sejati di Mopic Cinema Lumajang, beberapa waktu lalu.
Kehadiran Supratman di gedung bioskop tersebut lantaran diundang pihak sekolah dalam proses belajar mengajar di luar sekolah.
“Kami pikir ini merupakan program yang baik,” kata Supratman dikonfirmasi pada Jum’at (3/2/2023).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu program SMPN 1 Randuagung dalam menanamkan jiwa nasionalisme kepada peserta didiknya melalui film. Dalam kegiatan tersebut, pihak sekolah nonton bersama dengan para guru dan beberapa peserta didiknya.
Usai nonton bareng, Supratman menjelaskan perihal Pancasila kepada para pelajar. Karakter pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam artian harus ber-Tuhan, ber-Agama sesuai keyakinannya masing-masing. Sementara pada sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Harus bisa memanusiakan manusia.
“Jika ada teman yang susah atau jatuh, itu harus ditolong tidak perlu ditanya agamanya apa, sukunya apa dan dari mana. Itulah wujud dari saling tolong- menolong dan saling membantu,” jelasnya.
Supratman mengingatkan untuk jangan sekali-kali, kepala sekolah, guru dan anak-anak sekalian, mendapatkan paham, ideologi dan keyakinan yang tak sesuai dengan Pancasila.
“Saya berpesan, agar siswa yang tidak mampu bisa hadir di sini, bagaimana caranya, dicarikan solusi. Yang mampu mensubsidi yang tidak mampu, tapi jangan melanggar aturan. Saya prihatin jika masih ada siswa siswi yang tidak bisa hadir di tengah-tengah kita,” papar Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang ini.
Siswa-siswi yang kategori fakir, miskin dan yatim piatu harus mendapat fasilitas yang sama seperti murid lainnya. Kebijakan sekolah ini harus dilaksanakan di tempat lembaga satuan pendidikan.
“Kami tidak ingin, anak-anak fakir, miskin dan yatim piatu tidak bisa hadir disini, karena alasan tidak punya uang. Sebagai pemimpin di lembaga satuan pendidikan, harus mampu melaksanakan penguatan pendidikan karakter (PPK) baik dari diri sendiri maupun dari lembaga,” terangnya.
Sekali lagi, wakil rakyat asal Kecamatan Senduro ini, tidak ingin ada anak-anak yang tidak hadir karena tidak punya uang, sebab ini tanggung jawab bersama-sama. Bagaimana caranya? Hal itu harus di musyawarahkan, cara mengatasi anak-anak yang tidak mampu.
“Umpamanya, sepulang dari sini, anak-anak sekalian bercerita, terkait kebahagiaan dan kesenangannya kepada teman-temannya yang tidak hadir, hal itu sangat membuat terenyuh hatinya,” ujarnya.
Hal seperti itu sudah pernah dirasakan Supratman, sebab tidak punya uang untuk membeli seragam olah raga, padahal kaos, pada waktu SMP. Ini tanggungjawab bersama dan harus bergotong royong, dalam rangka penguatan karakter.
Penguatan karakter berikutnya, yang dilakukan anak-anak dalam kehiduan sehari hari adalah kedisiplinan. Contohnya, bangun pagi dan sholat subuh tidak perlu dibangunkan oleh orang tua, sekaligus merapikan tempat tidurnya masing=masing. Ini salah satu pendidikan karakter yang ada di rumah.
“Semoga acara ini diberikan kesuksesan dan lancar, serta bermanfaat ketika ada tambahan ilmu terhadap PPK anak-anak. Terapkan jangan hanya dilihat, didengar dan dibaca saja, tapi terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (ndy/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS