SURABAYA – Pengamat pertahanan dan militer, Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan, buku “Merahnya Ajaran Sukarno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia” karya Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, hadir di waktu yang tepat sekaligus tepat guna.
“Mengapa judulnya Merahnya Ajaran Bung Karno, karena dari situ kita bisa lihat semua latarbelakang pemikiran besar Presiden Sukarno. Bagaimana kekuatan pemikirannya melahirkan bangsa ini,” ujar Connie dalam acara diskusi dan bedah buku “Merahnya Ajaran Sukarno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia” di Surabaya, Sabtu (17/6/2023).
Menurutnya, di era sebelum merdeka, Indonesia tidak memiliki apa-apa kecuali kekuatan pikiran intelektual para pejuang bangsa yang mampu membawa Indonesia hingga di titik ini.
“Waktu itu kita tidak punya apa-apa, hanya kekuatan pikiran. Lalu bagaimana spirit Presiden Sukarno untuk menghapuskan semua aliansi dari muka bumi itu keren banget. Ini memang harus terus kita gelorakan, kita hidupkan kembali kepada para masyarakat,” ujarnya.
“Yang terpenting adalah bagaimana melahirkan pejuang pemikir dan pemikir pejuang,” sambung Connie.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi yang turut hadir dalam acara tersebut mengaku bangga lantaran Surabaya terpilih sebagai tempat bedah buku tersebut, terlebih Surabaya memiliki ikatan histori yang kuat dengan Bung Karno.
“Kami bangga lantaran Surabaya jadi tempat bedah buku ini, karena Sukarno sendiri lahir di Surabaya dan secara tidak langsung, darahnya arek-arek Suroboyo ini juga darahnya Bung Karno,” ujar Wali Kota Eri.
“Saya berharap kita semua bisa meneruskan api perjuangan Bung Karno,” tambah politisi PDI Perjuangan itu.
Ia pun mendorong kegiatan bedah buku ini bisa dilakukan di berbagai sesi dan tempat di Surabaya untuk menguatkan, menggelorakan, dan menghidupkan kembali gagasan-gagasan Bung Karno. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS