PAMEKASAN– Bupati Pamekasan, H. Badrut Tamam,S.Psi., hadir pada acara pembukaan Musancab Serentak PDI Perjuangan Pamekasan, Minggu (30/5/2021) di Ballroom Hotel Odaita Pamekasan. Dalam pidatonya Badrut di antaranya bercerita tentang sebagian proses perjalanan politiknya, terutama di awal terjun di dunia politik. Cerita yang disampaikan diharapkan dapat menginspirasi kader-kader PDI Perjuangan Pamekasan.
Sekretaris IKA PMII Jawa Timur ini, berkisah bahwa dirinya pertama berkecimpung di dunia politik semenjak tahun 2004. Saat itu atas dorongan banyak pihak kepadanya untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Pilihannya kemudian menjadi Calon Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur Dapil Madura.
“Setelah saya minta pertimbangan kepada beberapa pihak, saya istikharah, saya maju ke Provinsi” ujar Politisi PKB ini.
Dia mengisahkan, sebagai pendatang baru di dunia politik dirinya banyak belajar pada para politisi senior. Dirinya menangkap bahwa para politisi senior yang berhasil, adalah mereka yang banyak bersilaturrahim. Baik bersilaturahmi pada para kyai dan tokoh masyarakat, juga langsung kepada masyarakat kebanyakan. Bupati Badrut berkeyakinan, silaturrahim menjadi cara paling pas untuk menyentuh hati masyarakat.
“Saya bekerja keras, saya tidak berpolitik dengan menggunakan teori atau paham politik uang. Saya tidak banyak mengeluarkan ongkos politik. Modal utama saya ya silaturahmi. Kita datangi, dan sentuhlah dia tepat di jantungnya,” ujarnya menyitir baris lagu Ari Lasso.
Kepada peserta Musancab, Badrut juga bercerita tentang pentingnya konsistensi dan perlunya membangun karakter. Menurutnya di tahun 80-an mobil berwarna putih tidak disukai, karena identik dengan rumah sakit dan mobil ambulance. Dirinya memilih kendaraan berwarna putih, dipergunakan dalam semua kegiatan. Pada akhinya orang mengenalnya juga dari warna kendaraannya yang unik.
“Sekarang di sini kalau mau beli motor berwarna putih, kita masih perlu pesan. Seperti itulah politik, butuh konsistensi. Berpikir out of the box saja tidak cukup. Harus pembiasaan yang membentuk karakter kita dalam berpolitik,” ujar Bupati Badrut lagi.
Menanggapi cerita Bupati Badrut, Wakil Ketua DPD Bidang Maritim, Dekky Purwanto, S. H., mengatakan sudah seyogyanya para kader dan pengurus baru PAC PDI Perjuangan se-Kabupaten Pamekasan untuk mengambil hikmah cerita Bupati Badrut.
“Cerita-cerita itu memberi kita pelajaran, politik tidak melulu ditentukan oleh uang. Silaturrahim menjadi prasyarat seorang politisi untuk dikenal dan diterima masyarakat. Tidak lupa juga, politisi harus turun ke bawah, membangun semangat gotong-royong dan kekeluargaan. Dengan silaturrahim dan gotong-royong, maka politisi PDI Perjuangan akan berjalan pada gerak partainya,” ujar Dekky.
Dekky juga melihat, kehadiran Bupati Badrut di acara PDI Perjuangan, mengkonfirmasi cerita tentang kegemarannya bersilaturahmi; membangun cara berkomunikasi sangat baik meskipun berbeda partai.
“Kelihatan kan, beliau nyaman berada di tengah kader dan pengurus PDI Perjuangan Pamekasan. Yang seperti ini bisa jadi kekuatan luar biasa, komunikasi dari hati ke hati, kita harus belajar begitu” jelas Dekky.
“Seperti itu juga yang selalu diingatkan dan ditekankan oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Pak Kusnadi, agar kader dan pengurus PDI Perjuangan untuk senantiasa bersilaturrahim. Agar sepemikiran, sejalan, bergerak meraih kesuksesan di tahun 2024,” pungkas Dekky.