JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto berharap Pemerintah Kabupaten Jember dapat melestarikan beberapa peninggalan cagar budaya di Kabupaten Jember.
Cagar budaya itu di antaranya Candi Deres di Kecamatan Gumukmas, Bunker Jepang Kecamatan Jombang, beteng (benteng, red) peninggalan Majapahit di Kecamatan Umbulsari, yang diharapkan bisa menjadi wisata edukasi bagi pelajar.
Kepada media Candra mengatakan, beberapa cagar budaya itu layak menjadi destinasi wisata edukasi. Sebab tak bisa dipungkiri banyak pelajar di Kabupaten Jember ini yang diyakini belum tahu secara detail cagar budaya yang ada di daerahnya.
“Sejauh ini teman-teman komunitas yang peduli cagar budaya sudah menginventarisir jumlah sebaran cagar budaya di Kabupaten Jember. Dan saya harapkan dinas pariwisata lebih pro-aktif agar kelestarian cagar budaya itu terjaga,” jelas Candra, Rabu (14/5/2025).
Sementara di tempat yang sama ketua komunitas peduli cagar budaya Sapta Prabu, Zainollah Ahmad, mengapresiasi kedatangan politisi banteng ke beberapa titik cagar budaya itu.
Bahkan dia berharap kedatangan Candra menjadi penguat agar cagar budaya yang ada di Jember.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Pak Candra, itu berarti Pak Candra merasakan denyut nadi pentingnya cagar budaya ini,” ujarnya.

Untuk itu lanjut Zainollah, ke depan dibutuhkan perda perlindungan guna mencegah punahnya cagar budaya. Dan semua harapan yang ada itu tergantung kebijakan Pemkab Jember.
“Goodwill itu hanya bisa dilakukan oleh pemerintah,” tegasnya.
Masih kata Zainollah, banyak cagar budaya di Kabupaten Jember dan butuh penanganan serius.
Pihaknya menolak jika terjadi peleburan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan Dinas Pemuda dan Olahraga. Pasalnya perleburan dua dinas itu mengakibatkan penanganan cagar budaya tidak akan fokus.
“Peleburan dua dinas itu sama artinya dengan jauh panggang dari api,” sebutnya.
Senada dengan Zainollah, ketua kelompok sadar wisata Desa Cakru Kecamatan Jombang tempat dilindunginya cagar budaya berupa Bungker Tentara Jepang, Bahrudin Ahmadtiohadi, mengatakan selama ini masyarakat mandiri merawat cagar budaya itu.
Sebelumnya Pemkab Jember pernah menjanjikan bantuan untuk pelestarian cagar budaya itu belum terwujud. Sehingga ketika ada wisatawan yang berkunjung tempat ibadah dan toilet menggunakan milik warga. (art/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS