BLITAR – Debat publik kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 yang berlangsung di salah satu tempat wisata edukasi di Kecamatan Kademangan, pada Senin (4/11/2024) malam berakhir ricuh.
KPU setempat terpaksa menghentikan acara itu. Debat publik kedua dengan tema “Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Daerah” tersebut diharapkan menjadi ajang bagi masyarakat untuk menilai visi-misi dan program kerja kedua paslon.
Awalnya acara debat berlangsung lancar. Paslon Rijanto-Beky nomor urut 1 yang diusung PDI Perjuangan mendapat kesempatan pertama menyampaikan visi misinya.
Cabup Rijanto menyinggung soal bencana alam puting beliung yang belum lama terjadi di wilayah Kecamatan Gandusari dan Srengat.
Dia menceritakan saat dirinya dan Beky turun ke lokasi ikut bergotong royong membantu para korban.
“Begitu mendengar ada warga yang terkena bencana alam puting beliung, saya bersama mas Beky, langsung meluncur ke lokasi bencana, kita bantu warga secara gotong royong. Semoga bantuan yang kita berikan mampu meringankan beban mereka yang terdampak bencana,” terang dia.
Kemudian Rijanto membahas penampilan mereka yang mengenakan sarung produk UMKM termasuk jaket yang dikenakan hasil produk UMKM kelompok disabilitas di Kabupaten Blitar.
Dia pun menekankan pentingnya dukungan bagi karya-karya penyandang disabilitas yang telah menciptakan produk berkualitas dari Blitar.
Termasuk juga pasangan calon dengan akronim (Risky) Rijanto- Beky ini fokus pada peningkatan pelayanan publik serta strategi khusus untuk menangani permasalahan yang sedang dihadapi di Kabupaten Blitar.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, tanpa bertele-tele, serta bebas dari praktik pungutan liar. Kualitas pelayanan akan ditingkatkan melalui sistem digitalisasi yang lebih efisien,” ungkap Rijanto.
Tidak lupa dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dalam menciptakan Blitar yang lebih baik dan maju.
Salah satu program yang diusung adalah “Halo Bupati,” yang bertujuan memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi mereka terkait pengembangan Kabupaten Blitar.
“Dengan mendengarkan suara masyarakat, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah ini,” tambah dia.
Rijanto menyelesaikan penyampaian visi misi dalam waktu 4 menit sesuai kesepakatan bersama, tanpa catatan dan contekan dalam bentuk apapun.
Namun saat moderator memberikan kesempatan kepada Cabup Mak Rini menyampaikan visi misinya, Mak Rini justru terlihat seperti tengah membaca contekan.
Hal demikian yang membuat para pendukung paslon Rijanto-Beky protes dan melakukan interupsi kepada KPU dan moderator acara debat.
Tetapi, baik KPU maupun moderator tidak mengambil sikap seolah membiarkan, hingga kemudian suasana semakin tidak kondusif.
Sampai para pendukung Rijanto-Beky meminta penyampaian visi misi dihentikan. Bahkan, ada seorang petugas keamanan terlihat naik ke atas panggung hendak memastikan apa yang dibaca Mak Rini, namun upayanya itu langsung dihalangi Cawabup Abdul Ghoni.
Kemudian Abdul Ghoni membisikkan sesuatu ke telinga Mak Rini dan membuat cabup petahana itu berhenti menyampaikan visi misinya.
Melihat hal demikian, paslon Rijanto-Beky memutuskan meninggalkan panggung debat publik. (arif/pr)










