MALANG – Calon Bupati Malang yang diusung PDI Perjuangan, HM Sanusi mendapat dukungan dari masyarakat pecinta sound horeg. Sound horeg merupakan ekspresi kesenian tata suara yang belakangan ini populer dilakukan sejumlah masyarakat.
Dalam beberapa kali kesempatan, Abah Sanusi kerap diundang dalam kegiatan yang melibatkan kesenian sound horeg. Sanusi bahkan juga berkunjung ke pemilik sound horeg di Bululawang yang diundang pada pelantikan Presiden Prabowo-Gibran di Jakarta.
Terakhir, Sanusi bahkan beberapa kali mendapat kehormatan naik ke atas panggung untuk mendengar seruan dukungan dari ribuan pecinta sound horeg yang berkumpul di sana. Padahal itu di luar agenda kampanye tim.
Seperti pada kegiatan senam bersama yang diadakan oleh bos keripik oleh-oleh, H Sucipto di Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang pada Senin (21/10/2024). Di situ, teriakan dukungan dari masyarakat bergaung.
Sanusi juga kembali hadir diundang di pesta Ulang Tahun H.Ismail pemilik pabrik rokok (PR) Baseno Joyo di Lapangan Margomulyo Desa Harjokuncaran Sumbermanjing Wetan pada Rabu (23/10/2024) malam. Di tengah hingar bingar sound horeg, puluhan ribu massa berteriak, “Hidup Abah Sanusi.
Melihat dukungan itu, meski sound horeg menuai pro kontra, Sanusi tetap memberikan apresiasi. Apalagi salah satu pengusaha sound horeg bisa sampai diundang ke Jakarta saat pelantikan Presiden RI.
Menurutnya, sound horeg juga bagian dari kesenian rakyat yang jika ditata dengan baik lagi tanpa merugikan orang lain, bisa menjadi ikon Kabupaten Malang.
Sanusi berjanji akan mengakomodir perizinan sound horeg lebih baik lagi. Ia berharap kegiatan sound horeg bisa mnejadi kesenian hiburan yang menyenangkan dan tidak mengganggu ketertiban bersama.
“Sound horeg ini juga bagian dari kesenian dan hiburan masyarakat. Tapi perlu ditata lagi nanti, terutama pada aspek perizinannya. Jadi, untuk kesenian ini akan tetap kita dukung ke depannya,” ujar Sanusi.
Sejauh ini, dirinya telah mengeluarkan peraturan bupati (Perbup) yang di antaranya mengatur berkaitan dengan penyelenggaraan sound horeg. Nantinya, regulasi ini masih akan dikaji lagi.
“Jadi nanti perlu duduk bareng, mewadahi semua aspirasi masyrakat agar semua pihak merasa terayomi. Karena ini juga bagian dari tradisi kesenian,” pungkasnya. (ull/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS