BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melibatkan berbagai pihak. Masalah stunting menjadi kendala besar dalam menyiapkan generasi unggul dan kompetitif.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), bersama jajarannya selalu blusukan meninjau penanganan stunting di desa-desa.
“Selalu pantau perkembangannya. Beri makanan yang bernutrisi tinggi. Di Muncar banyak ikan. Itu jadikan asupan putranya karena gizinya tinggi,” ujar Bupati Ipuk kepada orang tua balita stunting di Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Kamis (1/12/2022).
Bupati Ipuk meminta kepada orangtua dan tenaga kesehatan yang bertugas untuk terus memantau tumbuh kembang balita stunting.
“Untuk tenaga kesehatan, harus rutin datang jemput bola memeriksa tumbuh kembangnya. Pemerintah tidak bisa sendiri dalam penanganan stunting ini. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bergotong royong menekan stunting di Banyuwangi,” jelasnya.
Permasalahan stunting, jelas politisi PDI Perjuangan itu, masih menjadi kendala besar dalam menyiapkan generasi unggul dan kompetitif. Karena itu, percepatan penanganan stunting harus terus digencarkan. Dia menyebutkan, saat ini tingkat penyebaran stunting di Banyuwangi adalah 20 persen, lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten/kota se-Jatim yang sebesar 23,5 persen.
“Tapi kami punya mimpi di tahun 2024, angka stunting Banyuwangi di bawah 14 persen, atau bahkan zero pada beberapa tahun lagi ke depannya,” tuturnya.
Sebagai upaya penanganannya, lanjut Bupati Ipuk, Pemkab Banyuwangi meluncurkan program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS). Program ini berhasil menekan angka balita kekurangan gizi di Banyuwangi. Pada 2021 ada 4.371 kasus stunting dan kini mampu ditekan hingga 2.704 kasus selama 2022.
Salah satu yang dilakukan dalam program BTS adalah pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin kepada anak-anak penderita stunting maupun yang berpotensi mengalami stunting.
“Sebulan sekali, kami juga gerakkan ribuan ASN untuk belanja makanan bergizi untuk lewat Hari Belanja UMKM, dan hasilnya kami donasikan untuk penanganan stunting,” terangnya.
Pemkab Banyuwangi juga mengajak Dinas Pertanian dan Pangan untuk memberikan bantuan bibit sayuran yang diberikan kepada orang tua balita stunting.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat, mengemukakan pemberian pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan hasil kolaborasi lintas OPD. PMT diberikan sesuai kondisi anak dan faktor penyebab stunting, misalnya untuk penderita stunting yang usianya kurang dari 2 tahun, diberikan bahan pangan berprotein tinggi dengan harapan kondisinya segera membaik.
“Selain PMT, mereka juga diintervensi sesuai faktor penyebabnya. Misalnya, dibangunkan MCK jika alasan stunting karena lingkungan,” kata Amir.
Amir menambahkan, selain penanganan, Pemkab Banyuwangi juga telah melakukan sejumlah upaya preventif, mulai melakukan pendampingan kepada remaja putri, calon pengantin hingga ibu hamil beresiko tinggi. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS