SURABAYA — Ketua Fraksi PDI Perjuangan-PAN DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono mengatakan, eksistensi Muhammadiyah selama lebih dari satu abad bukan hanya menjadi catatan sejarah organisasi keagamaan. Tapi juga kekuatan sosial politik yang ikut membentuk arah pembangunan bangsa, termasuk di Kota Pahlawan.
Hal itu dia sampaikan terkait hari lahir atau Milad ke-113 Muhammadiyah yang diperingati setiap 18 November. Tahun ini, milad Muhammadiyah mengangkat tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”.
Menurut Budi Leksono, kontribusi Muhammadiyah dalam pendidikan, kesehatan, serta penguatan masyarakat akar rumput sebagai fondasi penting yang selama ini turut menopang kebijakan publik pemerintah daerah.
“Gerakan Muhammadiyah konsisten hadir di tengah masyarakat dan itu menjadi modal sosial yang sangat besar bagi kota sebesar Surabaya,” ujar Budi Leksono, Selasa (18/11/2025).
Buleks, demikian sapaan lekatnya, menilai, organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam menjaga kohesi sosial dan memperluas jangkauan pelayanan publik yang tidak sepenuhnya dapat ditangani pemerintah.
Karena itu, sambungnya, kolaborasi antara ormas dan pemerintah daerah harus dipertahankan, terutama dalam isu-isu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
“Di usia ke-113 ini, saya berharap Muhammadiyah terus menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah kota. Surabaya membutuhkan kekuatan sosial yang mampu menjaga nilai-nilai kebangsaan sekaligus mendorong pembangunan yang lebih merata,” tutur dia.
Dengan mengangkat milad Muhammadiyah sebagai momentum refleksi, Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya ini menekankan bahwa peran organisasi masyarakat sipil tak terpisahkan dari dinamika politik lokal.
“Kekuatan moral dan kerja nyata Muhammadiyah telah lama menjadi penopang stabilitas sosial. Ini harus kita jaga,” pungkasnya. (nia/pr)