SURABAYA – Presiden RI Joko Widodo mengingatkan pentingnya agenda baru perkotaan. Pesan itu dia sampaikan di acara pembukaan perayaan Hari Habitat Dunia atau World Habitat Day di Balai Kota Surabaya, Senin (5/10/2020).
“Kita ketemu di Surabaya untuk meyakinkan kepada dunia bahwa agenda baru perkotaan tidak bisa ditunda-tunda lagi,” kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan secara virtual.
Menurut Jokowi, 55 persen penduduk dunia tinggal di perkotaan dan pada tahun 2050, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan diperkirakan meningkat hingga 68 persen. Laju peningkatan tertinggi terjadi di Benua Asia dan Afrika.
“Indonesia pada tahun 2030 diprediksi memiliki jumlah penduduk sekitar 300 juta jiwa dan 63 persen tinggal di perkotaan,” ujarnya.
Dia menilai agenda baru perkotaan menjadi sangat penting. Jika tidak disiapkan secara serius, maka pertumbuhan pesat tersebut bisa memicu permasalahan mulai dari kepadatan penduduk dan kemiskinan, lingkungan, ketersediaan ruang publik, ketersediaan infrastruktur dasar terutama air bersih dan sanitasi, termasuk juga masalah perumahan dan masalah perkotaan.
“Namun jika ditangani dengan baik, saya berkeyakinan urbanisasi dapat menjadi peluang kemajuan bangsa, menjadi pusat kreativitas dan inovasi, memacu pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup warganya,” terang Jokowi.
Jokowi menyebutkan rumah adalah kebutuhan dasar semua orang di seluruh dunia. Rumah akan memperkuat keluarga sebagai pilar utama kekuatan bangsa, rumah menjadi benteng pertahanan pertama melawan berbagai risiko kesehatan termasuk pandemi Covid-19.
Pemerintah, lanjut dia, berusaha keras agar setiap warga dapat menempati rumah yang layak huni. Sejak 2015, telah dilaksanakan program satu juta rumah. Target satu juta unit rumah per tahun ini sudah berhasil dilakukan pada 2018 dengan fokus masyarakat ekonomi rendah.
Sementara itu, acara World Habitat Day di Surabaya pada Senin (5/10/2020) fokus bicara pembangunan permukiman dan perumahan yang layak huni dan berkelanjutan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam konferensi pers secara daring pada Senin (5/10/2020) mengatakan, tema Housing for All: for A better Urban Future sekaligus menjadi upaya mencari solusi di tengah pandemi.
”Panelis bercerita tentang pengalaman suksesnya. Sehingga bisa belajar dari masukan panelis dengan strateginya untuk menanggulangi masalah permukiman kumuh. Terlebih lagi pada masa pandemi,” ujar Risma. Dia sendiri memaparkan tentang penanganan permukiman kumuh di Kota Surabaya.
”Saya menyampaikan penanganan permukiman di Kota Surabaya dengan penduduk 3,3 juta dan kalau malam hari 6 juta. Di Kota Surabaya, permukiman kumuh dibongkar kemudian diganti dengan perbaikan dan pemberdayaan,” tuturnya (goek).