NGAWI – Musim kemarau panjang menyisakan semburat senyum bagi petani tembakau di Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Sebab harga jual yang luar biasa di musim panen ini.
Seperti diketahui, Kecamatan Karangjati masyur dikenal sebagai sentra tembakau. Banyak mayarakat setempat yeng menggeluti usaha pertanian bahan baku utama rokok itu.
Ketua APTI Kabupaten Ngawi, Sojo menyampaikan, luasan lahan tembakau di Kabupaten Ngawi seluruhnya mencapai 1.500 hektar. Itu tersebar di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi, dan berdasar pendataan tahun 2023. Jumlah itu naik signifikan ketimbang tahun lalu.
“Petani maupun buruh tani yang terlibat dalam usaha pertanian tembakau mencapai 4.900 an orang,” kata Sojo, mengenai dampak ekonomi pertanian tembakau, pada Kamis (21/9/2023).
Sojo yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Ngawi itu menyatakan, cuaca panas di musim kemarau sekarang berdampak signifikan terhadap kualitas tembakau. Pun demikian dengan potensi produktifitas yang meningkat tajam.
Peningkatan itu, juga dibarengi dengan harga jual yang bagus. Sojo menyebut, harga jual tembakau saat ini paling bagus. Bahkan harga tembakau saat ini menyentuh rekor tertinggi. Mencapai Rp45 ribu per kilogram, dari sebelumnya hanya belasan ribu.
“Harga tembakau tahun ini menyentuh rekor (Rp45.000 per kilogram),” kata Sojo.
Sosok ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Karangjati tersebut mengatakan, di musim panen sekarang, produktivitas tembakau mencapai 1,8 ton per hektar. Itu hitungan rata-rata hasil panen.
Sojo berharap, dengan produktivitas seperti sekarang, geliat pertanian tembakau di Kabupaten Ngawi bisa mengulang kesuksesan 10 tahun yang lalu. Dimana saat itu, luasan lahan tembakau di Kabupaten Ngawi menyentuh 7.000 hektar.
“Harapan kami, mungkin tahun ini menjadi awalan bagi kita, untuk mengulang suksesi 10 tahun lalu. Kalau produktivitas dan harga bagus, kami kira tembakau punya harapan bisa bangkit kembali,” harap Sojo, ketua APTI Kabupaten Ngawi.
Bupati Ony Janji Optimalkan Pertanian Tembakau Karangjati
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengikuti wiwitan panen tembakau di Karangjati. Acara itu, menanandai awalan musim panen tembakau oleh para petani Karangjati. Kegiatan itu digelar pada Selasa (19/9) kemarin.
Bupati Ony sempat mengulas masa jaya pertanian tembakau di Karangjati. Daerah ini memang sentra tembakau di Kabupaten Ngawi.
Menurut Bupati Ony, di wilayah Karangjati dahulu pernah memiliki luasan lahan tembakau yang cukup luas. Mencapai 1.500 hektar. Namun sekarang susut hanya tinggal 700 an hektar. Hal ini kata dia menjadi PR bagi pemerintah daerah untuk mengoptimalkan luasan lahan.
“Memang ini menjadi PR kita semua. Dulu Karangjati menjadi sentra tembakau di Ngawi. Kita akan optimalkan lagi luasan pertanian tembakau kita,” kata Bupati Ony kepada awak media.
Bupati Kader PDI Perjuangan itu berujar, potensi tembakau Karanggjati luar biasa. Tidak hanya kualitas hasil, melainkan juga bibit tembakau Karangjati yang banyak dicari perusahaan rokok kretek di Indonesia.
“Bibit tembakau kita sudah luar biasa bagus. Dan banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan rokok kretek,” kata Bupati Ony.
Geliat pertanian tembakau di Karangjati memang sempat lesu. Harga jual bahan baku rokok itu pernah anjlok. Menurut Bupati Ony, hal itu dikarenakan perusahaan rokok yang di Karangjati menghentikan produksi.
Saat ini harga tembakau melebihi ekspetasi. Bupati Ony bilang, untuk menjaga ritme perekonomian tembakau, pemerintah daerah akan memfasilitasi pelaku pertanian tembakau agar bisa memproses produknya secara mandiri.
Fasilitasi itu berupa perizinan dan penguatan kapasitas bagi pelaku UMKM, industry kecil yang berkecimpung di dunia tembakau. Itu untuk hilirisasi produk tembakau.
“Kita pemerintah daerah ingin memfasilitasi, bagaimana UMKM, sentra industry bidang tembakau diberi penguatan, izin-izin, agar bisa memproses secara mandiri. Bisa untuk tembakau rasa, rokok kretek, dan lainnya,” ucapnya.
Bupati Ony turut membahas tentang diservikasi pertanian terutama perkebunan tembakau. Menurutnya harus bisa memilah dan memilih daerah yang cocok dan sesuai dengan jenis tanaman.
“Tidak dipaksakan pertanian basah saja. Misalnya di Karangjati, tidak bisa dipaksakan menanam padi karena kecukupan air kurang. Kalau dipaksakan biaya produksi akan membengkak. Maka perlu alternative seperti menanam tembakau,” papar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono. (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS