SURABAYA – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang kian meningkat di Surabaya mendapat perhatian khusus Calon Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana. Utamanya menyangkut modal, yang menjadi penghambat kalangan UMKM dalam mengembangkan usaha.
Untuk mencari solusi kendala klasik yang dihadapi UMKM tersebut, Whisnu secara khusus mempelajari sistem perkoperasian. Salah satunya, dengan mengunjungi kantor Koperasi Setia Bhakti Wanita, di kawasan Jemur Andayani, Surabaya, Senin (19/10/2015).
Didampingi Ketua I Koperasi, Indri Soeryani, dan Koordinator Pengawas Koperasi, Yusi Erni Wulan, Whisnu bertemu dengan seluruh pengurus dan anggota dari koperasi. Di kantor koperasi yang telah berdiri sejak 37 tahun silam, dan telah memiliki anggota sekitar 13.000 orang itu, Mas WS, sapaan akrab Whisnu, menyerap banyak informasi soal perkoperasian.
Menurut Mas WS, program koperasi yang 90 persen anggotanya kaum perempuan warga Surabaya itu patut dicontoh. “Ini saya dalam rangka belajar. Istilahnya, ngangsu kaweruh bagaimana sistem pengelolaan koperasi bisa dilakukan dalam pengelolaan UMKM di Surabaya,” jelasnya.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) menambahkan, saat ini hasil UMKM warga Surabaya sudah beragam dan makin dikenal meluas. Namun, terkendala dengan pengelolaan modal dan kredit.
Mantan Wakil Wali Kota Surabaya itu mencontohkan, seperti Kampung Lontong, Kampung Dynamo dan Kampung Batik, merupakan wilayah-wilayah sentra produksi UMKM berbasis kerakyatan yang sudah cukup dikenal luas. Bahkan sampai di luar Kota Pahlawan.
“Selama ini sudah berjalan, namun skalanya masih rumah tangga,” ujar pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu.
Dengan model pengelolaan UMKM sebagaimana koperasi, dia berharap pengelolaan UMKM bisa lebih efektif. Apalagi, tambah dia, pengelolaan usaha secara koperasi terbukti mampu bertahan di tengah terpaan badai krisis.
“Karena apapun bentuk krisis, koperasi adalah sistem yang paling bisa bertahan,” imbuh Mas WS.
Sementara itu, Koordinator Pengawas Koperasi, Yusi Erni Wulan menyambut positif upaya yang dilakukan Whisnu. Menurut Erni, pengelolaan seperti di koperasi tersebut bisa dilakukan untuk UMKM di Surabaya.
Selain itu, upaya yang dilakukan bisa memberikan kesempatan bagi UMKM untuk mengembangkan produk mereka di tengah serbuan pasar internasional. “Karena teknis ini bisa dipadukan dan dilakukan dengan pengelolaan secara profesional,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS