TULUNGAGUNG – Gerakan gemulai 27 ibu-ibu anggota Rampak Sarinah Tulungagung memukau pengunjung di acara pembukaan Festival Dalang Pelajar 2021 di Taman Budaya Tulungagung dua hari lalu.
Mereka menari tari Gambyong Mari Kangen dengan mengenakan kebaya putih, berselendang merah, berkain batik corak sekar jagat serta bersanggul sunggar. Semuanya menunjukkan wajah sumringah saat menari.
Wakil Ketua Rampak Sarinah Tulungagung, Astinawati, mengungkapkan tarian khas Tulungagung yang dipertontonkan di Taman Budaya tersebut merupakan konsep olahraga budaya yang kini sedang digalakkan oleh Rampak Sarinah Tulungagung.
“Ini karena budaya Indonesia, khususnya Jawa sudah mulai tenggelam dengan datangnya olahraga budaya dari luar negeri,” ujarnya, Jumat (9/4/2021).
Dengan niat membendung aliran deras budaya asing itu, menurut dia, saat ini Rampak Sarinah Tulungagung terus berkreasi agar budaya bangsa sendiri utamanya di bidang kesenian dapat terjaga dan tetap eksis. “Kami menggali lagi, dan syukurlah peminatnya banyak,” tuturnya.
Rencananya Rampak Sarinah Tulungagung akan terus menampilkan tarian budaya bangsa ini di berbagai even dan kesempatan. Termasuk dalam ajang pagelaran kesenian tari Rampak Sarinah se-Indonesia secara virtual yang rencananya dilakukan saat memperingati Hari Kesaktian Pancasila mendatang.
“Ada tiga tarian yang kami punya. Selain Tari Gambyong sebagai pembuka, ada juga Tari Ngibing atau tari pergaualan yang semua penarinya perempuan. Kemudian yang ketiga, Tari Pasaran, tari ini menggambarkan seoarng wanita yang berdagang di pasar dan bisa mandiri ,” paparnya.
Selanjutnya, Nina, begitu sapaan akrab Astinawati, mengungkapkan pula jika Rampak Sarinah Tulungagung juga berkegiatan seni karawitan. Sudah ada beberapa lagu yang menjadi andalan dalam seni karawitan tersebut. Seperti lagu berjudul Jamu-jamu, Olahrogo dan Gugur Gunung.
“Lagu Jamu-jamu dimaksudkan agar kita selalu sehat dengan minum jamu apalagi disaat pandemi Covid-19 dan Olahrogo agar meningkatkan imun tubuh kita. Sedang Gugur Gunung agar kita tetap saling bergotong royong,” jelasnya.
Selain itu, tambah dia, ada pula kegiatan Rampak Sarinah Tulunaggung untuk kaum milenial. Mereka berkesenian reyog kendang dan jaranan.
Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Tulungagung, Heru Santoso, sangat mengapresiasi kegiatan yang terus dilakukan Rampak Sarinah Tulungagung. “Mereka menunjukkan sebagai warga yang mandiri. Mandiri dari segi ekonomi juga dan kebudayaan sebagai konsepnya,” terang Heru.
Heru Santoso yang juga pembina Rampak Sarinah Tulungagung ini menambahkan dengan pagelaran Tari Gambyong Mari Kangen di Taman Budaya Tulungagung berharap ajaran Bung Karno (BK) dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Para ibu adalah pihak yang paling efektif untuk menyebar ajaran BK melalui role models diri mereka sendiri. Insya Allah, kelak para putra-putri mereka akan dapat menjalankan praktik Trisakti saat menjadi pemimpin bangsa dan negara kita,” ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Institut Sarinah, Eva Sundari, juga menyambut baik pagelaran Tari Gambyong Mari Kangen tersebut. “Para anggota Rampak Sarinah harus bisa mempraktikkan strategi Trisakti untuk diri sendiri sehingga bisa pula mengajarkan prinsip tersebut kepada putra-putrinya,” ujarnya.
Eva Sundari menambahkan Rampak Sarinah didorong untuk memulai bisnis untuk menjalankan prinsip berdikari di bidang ekonomi.
Bertanam sayur-sayuran di halaman rumah sudah dilakukan oleh Rampak Sarinah Kabupaten Kediri untuk berdaulat di komoditi sayuran untuk dapur mereka sehari-hari. Untuk itu Eva berharap Rampak Sarinah Tulungagung segera bekerja untuk prinsip berdikari di bidang ekonomi pula. (atu/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS