“Kesiapan Insya Allah sudah 99,99 persen, tinggal hanya pembersihan dan lainnya. Karena mangrove kan memang seperti ini, tidak kita ubah, tidak kita apakan, tapi keindahan mangrove itu ya dari alamnya, dari tanaman mangrovenya”
SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi mengecek Kebun Raya Mangrove di pesisir wilayah Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Senin (24/7/2023) siang.
Pengecekan dilakukan untuk memastikan kesiapan sebelum diresmikan Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Megawati Soekarnoputri pada Rabu (26/7/2023), bertepatan dengan Hari Mangrove Internasional.
“Jadi kita siapkan jalur nanti ketika diresmikan. Maka ada titik pemberhentian yang di sana akan bercerita mangrove di lokasi ini. Ada 57 spesies, terus tahapannya apa yang kita lakukan, baru kita akan melintasi mangrove,” urai Eri Cahyadi.
Namun yang pasti, sebut Eri, keberadaan Kebun Raya Mangrove selain menjadi tempat edukasi dan pariwisata, juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Konsep ekonomi yang diusung nantinya serupa seperti Romokalisari Adventure Land, wisata baru Kota Pahlawan di dekat Rusun Romokalisari, Kecamatan Benowo.
“Nanti hasilnya juga akan diberikan kepada masyarakat, seperti Romokalisari. Jadi insya Allah akan ada pengembangan oleh masyarakat dan komunitas yang hasilnya bisa mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Wali kota yang juga politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, mangrove bisa diolah menjadi beragam bahan pangan atau minuman. Seperti dibuat selai atau sari minuman.
Nah, dalam pengembangannya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Alhamdulillah, kita hari ini rapat dengan BRIN dan direktur yang membidangi terkait mangrove ini dan saya matur nuwun (terima kasih). Sehingga mangrove ini bisa diresmikan menjadi Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia,” ucap Eri.
Saat ini, kesiapan Kebun Raya Mangrove Surabaya yang akan diresmikan Megawati telah mencapai sekitar 99,99 persen.
“Kesiapan Insya Allah sudah 99,99 persen, tinggal hanya pembersihan dan lainnya. Karena mangrove kan memang seperti ini, tidak kita ubah, tidak kita apakan, tapi keindahan mangrove itu ya dari alamnya, dari tanaman mangrovenya,” ungkapnya.
Eri juga membeberkan bahwa keberadaan Kebun Raya Mangrove Surabaya ini melingkupi tiga kawasan.
Yakni, Mangrove Wonorejo, Mangrove Medokan Sawah, dan Mangrove Gunung Anyar dengan luas total mencapai 27 hektar.
Di samping itu, saat ini Kebun Raya Mangrove Surabaya telah dilengkapi sejumlah fasilitas dan wahana permainan. Seperti di antaranya, sentra kuliner UMKM, wahana perahu, Jet Ski hingga ATV (All Terrain Vehicle).
Setelah diresmikan Megawati pada Rabu 26 Juli 2023, kebun raya ini akan dibuka untuk masyarakat umum.
“Itu nanti sama seperti Romokalisari. Jadi ketika masuk ada tiket, akan ada naik perahu, naik ATV dan makan (kuliner). Tapi semuanya kembali ke masyarakat untuk mengurangi kemiskinan,” bebernya.
Eri juga menyebutkan, bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki koleksi 57 spesies tanaman. Namun demikian, saat ini juga tengah dilakukan eksplorasi 3 jenis baru yang akan menambah koleksi.
Lebih dari itu, pihaknya juga berencana untuk melakukan kerja sama dengan wilayah lain yang memiliki mangrove.
“Kalaupun ada mangrove jenis lain yang di tempat lain tidak ada di sini, kita akan minta bibitnya, kita taruh di sini. Sehingga kebun raya ini semakin sempurna dengan semua jenis mangrove yang ada di Indonesia dan luar negeri juga,” tambahnya. (red/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS