PACITAN – Ledakan Bom di Gereja Katedral di Makassar dan teror di Mabes Polri mendapat perhatian dari kader muda PDI Perjuangan Pacitan yang tergabung dalam Barisan Juang, Shara Elfani.
Menurutnya kejadian tersebut membuat semangat bhineka tunggal ika menjadi tercoreng. Selain itu hal ini juga membuktikan masih banyak paham radikalisme yang ada di Indonesia.
“Ini adalah pukulan telak bagi Indonesia, terbukti masih banyak paham-paham radikalisme yang ada di negara ini,” ucap Fani, Kamis (1/4/2021).
Dia juga sangat menyesalkan keterlibatan anak muda dalam aksi teror yang terjadi di Mabes Polri. Perlu diketahui, pelaku teror yang tewas di Mabes Polri masih berusia 25 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
“Miris, dalam usia segitu harusnya masih kuliah atau mungkin melakukan kegiatan lain yang lebih baik. Bukan melakukan aksi teror seperti itu,” ujarnya.
Dia berharap ada sinergitas antara pemerintah, tokoh agama dan masyarakat dalam penanggulangan terorisme. Terlebih masih banyak ceramah-ceramah yang menonjolkan kebencian antar sesama.
“Di sosmed saya masih melihat ceramah yang memunculkan kebencian. Bahkan ada yang membenarkan sebuah tindakan teror,” ungkapnya
Sementara itu terkait aksi teror di tanah air belakangan, Wakil Ketua DPRD Pacitan Eko Setyo Ranu mengajak semua elemen untuk bersinergi untuk memberantas terorisme. Terlebih pelaku teror ini sudah masuk ke berbagai usia.
“Tugas pemberantasan terorisme ini bukan cuma tugas pemerintah saja, melainkan juga tugas kita bersama,” kata Eko.
“Para orang tua juga harus lebih intens mengawasi putra putrinya, karena pelaku teror ini juga banyak yang masih remaja,” pungkasnya. (ardy)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS