LAMONGAN – Anggota Komisi B DPRD Lamongan, H Ning Darwati, meminta pemkab lebih memperhatikan nasib petani. Sebab pada panen beberapa waktu lalu, petani justeru tidak bisa menikmati hasil produksinya.
“Secara khusus saya meminta kepada pemkab untuk lebih memperhatikan nasib para petani. Ini sesuai keluhan dari petani kepada anggota fraksi kami saat pelaksanaan reses kapan hari,” kata Ning Darwati ditemui di ruang fraksi, Jumat (4/6/2021).
Pada reses tersebut pihak fraksi menerima banyak keluhan dari petani. “Anjloknya harga gabah, kemudian waktu panen, mayoritas petani masih menggunakan tenaga manual manusia yang biayanya tidaklah murah,” tambahnya.
Persoalan-persoalan tersebut, lanjut Ning Darwati, membuat pihaknya meminta Pemkab untuk membantu petani. Antaralain dengan cara meyalurkan alat pemanen padi, yakni combi.
“Agar disalurkan ke desa-desa ataupun kelompok tani yang belum memiliki combi,” tandasnya.
Dengan alat ini, lanjut Ning Darwati, petani bisa melakukan efisien waktu maupun biaya dan hasil panen maksimal. Penggunaan Combi juga untuk menggantikan tenaga buruh tani yang semakin langka sehingga upah menjadi mahal.
Kalau pun ada, lanjut dia, biaya buruh tani dalam kisaran Rp 100 ribu untuk laki laki, dan 80 ribu untuk perempuan dalam satu harinya. Untuk luasan sawah Bumi 100 (7000 m2) dibutuhkan 12 tenaga buruh.
“ini tentu membebani para petani,” katanya.
Selain peralatan produksi, kebutuhan pupuk juga menjadi pekerjaan rumah bersama. Dimana ketersediaan pupuk bagi petani bisa dipenuhi oleh pemerintah, karena pupuk juga salah satu penunjang hasil panen padi buat petani. (ak/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS