MALANG – Sekretaris Komisi C DPRD Kota Malang Achmad Wanedi minta pemerintah kota setempat memerhatikan angkutan kota (angkot) sebagai moda transportasi publik.
Upayanya, sebut Wanedi, dengan mengarahkan berbagai program untuk dapat meningkatkan pamor angkot di Kota Malang.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu menilai, saat sekarang keberadaan angkot di Kota Malang ibarat hidup segan mati tak mau. Apalagi dengan hadirnya transportasi online, membuat angkot juga seakan beradu dengan perkembangan zaman.
“Angkot Kota Malang hari ini itu ibarat hidup segan mati tak mau. Tentu kalah bersaing dengan transportasi online,” ujar Wanedi di Kota Malang, melansir jatimtimes, Sabtu (29/6/2024).
Dia menilai selama ini kebijakan Pemkot Malang terkait keberadaan angkot masih kurang optimal. Dirinya mencontohkan subsidi angkot. Buktinya, keberadaan angkot pasif lebih banyak dari pada angkot yang aktif.
“Kita perlu duduk bersama untuk merancang masa depan angkot ini. Memang masalah Kota Malang ini kan salah satunya adalah kemacetan. Otomatis, ke depan transportasi umum ini lah yang harus ditata,” terangnya.
Selain itu, ia menyarankan agar angkot yang aktif dan pasif dapat dipilah. Pemilahan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk dapat memberikan bantuan.
Bahkan tak menutup kemungkinan, bantuan dilakukan dengan melakukan peremajaan armada atau modifikasi.
“Bagaimanapun keberadaan angkot harus kita perjuangkan. Karena kalau dibiarkan, mereka (sopir angkot) tak akan mendapat kehidupan yang layak,” tutur Wanedi.
Apalagi, dari laporan yang ia terima, ternyata masih banyak masyarakat Kota Malang yang menggantungkan hidupnya dengan berprofesi sebagai sopir angkot.
“Kasihan mereka, kalau masih dibiarkan seperti ini ya bisa mati pelan pelan,” ujar Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang itu. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS