
BANGKOK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri menerima kunjungan kehormatan Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao, di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019).
Dalam pertemuan tertutup tersebut, Jokowi didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Retno Marsudi dalam keterangannya kepada wartawan menjelaskan, Presiden ADB menyampaikan apresiasinya kepada Jokowi yang telah membawa ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi cukup baik.
“Nakao memuji manajemen fiskal dan makroekonomi Indonesia yang solid, sebagaimana terlihat dari pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 3,2 persen, serta kehati-hatian manajemen fiskal dan cadangan devisa,” kata Retno.
Presiden ADB juga menilai bahwa Indonesia merupakan salah satu contoh dari ekonomi yang bertumbuh kembang dengan baik di kawasan Asia.
Pada Minggu kemarin, Jokowi menghadiri pertemuan KTT ke-13 Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), di Hotel Athenee, Bangkok.
BIMP-EAGA merupakan forum yang tepat untuk majukan kerja sama konkrit antara wilayah negara di kawasan itu sehingga pembangunan ekonomi dan kemakmuran juga dapat dirasakan bersama.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi menyampaikan tiga hal. Pertama, kerja sama konektivitas harus terus didorong, tidak saja infrastruktur fisik namun juga infrastruktur teknologi.
“Kita harus terus tingkatkan ketersediaan infrastruktur ICT guna mendukung pertumbuhan ekonomi baru ekonomi digital,” kata Jokowi.

Selain itu, kita harus memaksimalkan pemanfaatan jalur-jalur konektivitas yang sudah ada, salah satu contohnya pelayaran Bitung-Davao maupun penerbangan Manado-Davao.
“Isu terkait ketersediaan komoditas, nilai jasa angkutan, serta relaksasi regulasi perlu kita percepat. Monitoring dan evaluasi harus dilakukan guna mencapai visi BIMP EAGA 2025,” tuturnya.
Kedua, Presiden mengingatkan agar potensi maritim perlu terus ditingkatkan sehingga program pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan yang inklusif harus didukung.
Di Indonesia, dia memberikan contoh, Aruna start up perdagangan perikanan yang berhasil meningkatkan pendapatan nelayan hingga 20 persen. Karenanya, Jokowi menyampaikan bahwa langkah inovatif seperti ini harus jadi salah satu fokus Indonesia ke depan.
“Sektor pariwisata bahari dengan melibatkan masyarakat luas perlu terus dikembangkan, seperti konsep eco-wisata berbasis masyarakat dan wisata cruise dan yacht,” ujar Jokowi.
Ketiga, Presiden Jokowi minta jejaring kerja di antara kalangan swasta utamanya melalui BIMP-EAGA Business Council perlu diperkuat.
Dia pun menyampaikan bahwa Indonesia melihat adanya urgensi untuk membentuk Sekretariat Bersama BIMP-EAGA guna mendukung implementasi berbagai program dalam visi BIMP-EAGA 2025.
Selain itu, Presiden Jokowi juga ingin menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap masalah keamanan di sub-kawasan karena berbagai ancaman keamanan seperti penculikan di laut, mengganggu kegiatan ekonomi, khususnya potensi ekonomi maritim.
“Untuk itu efektivitas kerja sama keamanan perlu terus ditingkatkan,” kata Jokowi. (goek)