NGANJUK – Mengantisipasi anjloknya harga gabah pada masa panen Juni 2021, Bupati Novi Rahman Hidayat meluncurkan program bertajuk Inti Plasma.
Masa panen terkadang tak mendatangkan keuntungan bagi petani. Bisa jadi malah rugi. Kerugian di masa panen bagi petani disebabkan karena turunnya harga gabah. Karena persoalan klasik ini, Novi Rahman Hidayat meluncurkan program inti plasma.
Program inti plasma ini, kata Novi, sinergi yang melibatkan dua Lembaga yakni KTNA (Kontak Tani dan Nelayan Andalan) sebagai jembatan para petani yang bertindak sebagai plasma atau binaan. Kemudian BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sebagai Inti.
“Kedepannya, BUMdes akan menampung hasil panen para petani yang tergabung dalam KTNA. Sehingga saat panen raya harga gabah tidak jeblok,” kata Mas Novi, sapaan akrab Novi Rahman Hidayat.
Persoalannya kemudian adalah, tidak semua BUMDes bisa membeli gabah dari petani. Tentu saja karena permodalan. Novi mengaku pihaknya sudah menggandeng Bank Jatim untuk membantu akses permodalan BUMDes serta petani.
“Akan ada kredit khusus bagi para petani dengan bunga rendah. Dengan syarat petani yang tergabung dalam KTNA dan jadi binaan BUMdes ” kata Novi.
Selain pembinaan dan permodalan, ungkap Novi, pemkab juga mendapat penawaran kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk pengadaan bibit padi. Menurut Novi, saat ini pemkab mempunyai lahan seluas 400 hektar yang kiranya bisa dimanfaatkan sebagai lahan pembenihan.
“Nanti para petani juga dilibatkan untuk pembuatan bibit agar para petani juga mendapat untung”, pungkas Novi.
Penjelasan soal Inti Plasma disampaikan Novi kepada sejumlah pihak dalam pertemuan di ruang Pringgitan Pemkab, Selasa (13/4/2021). Pihak-pihak yang hadir dalam acara tersebut yakni dari kelompok petani, perwakilan BUMDes, serta dari kedinasan terkait. Program ini diharapkan bisa mewujudkan kedaulatan dan swasembada pangan di Nganjuk. (dyk/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS