MALANG – Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo memberikan perhatian khusus kepada kelompok subsistence (rentan) seperti pekerja migran, perempuan, kaum difabel.
Hal tersebut dia sampaikan di hadapan 500 keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Sabtu (25/6/2022).
Menurutnya, perhatian khusus harus diberikan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pihaknya juga terus berupaya dengan mitra di Komisi XI untuk mendorong program-program pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan.
“Salah satu upaya mengangkat kelompok subsistence adalah dengan memberikan berbagai akses serta kemudahan dalam berusaha. Mereka harus mendapatkan akses sehingga mampu membuka usaha dan mandiri secara ekonomi melalui peningkatan kapasitas UMKM,” jelas Andreas Eddy Susetyo.

Terlebih, dia melihat dampak dari pandemi Covid-19 memiliki pengaruh cukup besar terhadap kenaikan kelompok subsistence (rentan) di Indonesia. Pasalnya banyak tejadi kasus PHK dan juga penurunan daya beli masyarakat.
“UMKM yang baru mulai limbung, UMKM yang sudah berjalan mengalami kesulitan. Saat seperti ini dibutuhkan terobosan agar mereka tetap bertahan dan bertumbuh. Karena UMKM adalah salah satu penyangga perekonomian nasional.” ungkapnya.
Bersama dengan Bank Indonesia (BI), sebut Andreas, Komisi XI DPR RI memiliki program untuk mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Program tersebut bertujuan untuk menggairahkan perekonomian yang akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kalau hanya mengandalkan bansos tentu daya beli tidak akan meningkat. Oleh karena itu, bagaimana kita bisa meningkatkan daya beli tersebut. Kuncinya adalah, selama ini selalu program untuk pemulihan ekonomi nasional salah satu untuk mendukung daya beli adalah meningkatkan anggaran untuk perlindungan sosial,” tutur Andreas.
“Karena ini juga akan membantu pertumbuhan ekonomi dan yang akhirnya, kalau daya beli meningkat itu kita bisa ada, kita jaga, pertumbuhan ekonomi akan meningkat,” sambung Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI tersebut.
Selain itu, dia juga memandang wilayah Malang Raya memiliki peluang usaha yang luar biasa luas. Masih banyak potensi dan sumberdaya terutama di sektor kuliner, kerajinan, sandang, maupun industri kreatif yang masih bisa dioptimalkan lebih besar lagi.
“Tentu amat disayangkan jika berbagai peluang pasar tersebut dikuasai barang dari luar, sehingga kita hanya menjadi penonton yang menjadi pasar produk yang sebenarnya bisa kita sediakan sendiri.” tutupnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS