MALANG – Anggota Komisi XII DPR RI Ahmad Basarah turut sengkuyung upaya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membumikan nilai-nilai Pancasila di era artificial intelligence (AI). Dia mendorong RUU BPIP bisa segera disahkan.
Hal itu dia ungkapkan saat menjadi pembicara Dialog Kebangsaan: Pembinaan Ideologi Pancasila yang digelar BPIP di STIE Malangkuçeçwara (ABM), Malang, Jumat (17/10/2025). Kegiatan itu dihadiri mahasiswa, dosen, serta aktivis muda yang ingin memahami bagaimana menghayati dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila di era teknologi modern.
Dalam kesempatan itu, Basarah sepakat bahwa pembumian kembali nilai Pancasila penting dalam memperkuat sinergi lembaga pendidikan dan lembaga negara. DPR sendiri sudah menyusun RUU BPIP yang kini masuk program legislasi nasional (Prolegnas).
“Kami berharap tahun depan RUU BPIP bisa disahkan menjadi undang-undang. Dengan begitu, pembinaan ideologi Pancasila akan semakin kokoh dan berkelanjutan,” harapnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengapresiasi peran aktif STIE Malangkucecwara yang telah berhasil mengintegrasikan nilai kebangsaan dengan inovasi pendidikan.
“Di tangan generasi muda berkarakter, berintegritas, dan berpikir kritis, nilai-nilai kebangsaan itu diyakini akan terus hidup bahkan di ruang digital yang serba cepat dan tanpa batas,” tegasnya.
Sementara, Ketua STIE Malangkucecwara, Drs. Bunyamin menambahkan bahwa tantangan besar yang dihadapi generasi muda saat ini adalah soal mengamalkan Pancasila di tengah revolusi digital.
Untuk menjawab hal ini, dia memperkenalkan konsep soft skill yang telah dikembangkan lebih dari dua dekade terakhir, yakni formula ATTITUDE. Ini merupakan akronim dari Appreciative, Time management, Teamwork, Initiative, Thoughtfulness, Usefulness, Dedicative, dan Endless Learning.
8 Nilai ini, jelas dia, merupakan turunan konkret dari nilai-nilai Pancasila yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Misalnya, aspek teamwork mencerminkan semangat gotong royong sebagaimana sila kedua dan ketiga.
Sementara endless learning sejalan dengan sila pertama yang menekankan pentingnya keimanan dan semangat mencari ilmu.
”Orang yang mau terus belajar biasanya memiliki niat baik. Itu sejalan dengan nilai ketuhanan. Dalam Islam pun, belajar dianjurkan sejak lahir hingga meninggal,” papar Bunyamin.
Dia menegaskan, konsep ATTITUDE bukan sekadar pelengkap kurikulum, tapi sebagai sarana membentuk karakter mahasiswa yang mampu menguasai teknologi dengan bijak.
“Mahasiswa tidak boleh menjadi subjek di bawah AI. Mereka harus menjadi pengendali, bukan yang dikendalikan. AI bisa jadi mitra untuk membantu mahasiswa, bukan ancaman. Yang penting, manusia tetap memegang kendali,” tuturnya.
Namun, dia juga mengingatkan pentingnya integritas dalam penggunaan AI. Menurutnya, kecerdasan buatan harus digunakan secara etis bukan untuk menjiplak karya, melainkan untuk menyalakan inspirasi.
“Yang kita butuhkan adalah integritas, berpikir kritis, dan etika dalam berdialog dengan teknologi. Itu bagian dari semangat Pancasila,” kata Bunyamin. (ull/pr)