
BIREUEN – Ada momen yang menarik saat gelaran Kenduri Kebangsaan di Bireun, Aceh, Sabtu (22/2/2020). Pidato pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah melontarkan ucapan maaf kepada Presiden Joko Widodo.
“Atas nama Rakyat Aceh kami mengungkapkan selamat datang kepada bapak dan rombongan dan mohon maaf ada kekhilafan kami di masa yang lalu,” kata Nova di Kompleks Sekolah Sukma Bangsa, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Kekhilafan yang dimaksud ternyata kekalahan Jokowi di Aceh dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Pada Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah tipis dari Prabowo Subianto yang berduet dengan Hatta Rajasa. Prabowo-Hatta memperoleh 1.089.290 suara. Sedangkan Jokowi-JK 913.309 suara
Jokowi kalah telak dari Prabowo di Pilpres 2019. Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin hanya memperoleh 404.188 suara, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno unggul dengan 2.400.746 suara.
Kekalahan Jokowi ternyata tak mempengaruhi kepedulian pemerintah terhadap kemajuan Aceh. Ini dibuktikan dengan progres pembangunan Jalan Tol Banda Aceh-Sigli, guna mempermudah akses warga menembus daerah lain di Aceh.
Nova berterima kasih Jokowi tetap memperhatikan kemajuan pembangunan di Tanah Rencong.
“Untuk menunjukkan betapa kuatnya semangat kami menjadi Aceh yang maju. Harapan kami pemerintah di bawah Joko Widodo untuk terus memberikan bantuannya sumbangsihnya. Sehingga semangat kami untuk membangun Aceh yang signifikan akan terus berkobar,” ujar Nova.
Jokowi memastikan hasil politik bukan jadi acuan dalam membangun sebuah daerah. Kekalahannya di Aceh bukan berarti menyurutkan perhatian Jokowi terhadap wilayah Serambi Mekah.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sangat menghormati hak politik setiap warga. Jokowi tak mempermasalahkan soal minimnya dukungan warga Aceh di Pemilu 2014 dan 2019.
“Saya sangat menghargai hak-hak politik yang telah dikerjakan oleh seluruh masyarakat Aceh. Saya sangat menghargai, jangan salah pengertian, waduh jangan-jangan nanti kalau sudah jadi presiden enggak pernah ke Aceh lagi,” ucap Jokowi.
Jokowi berharap masyarakat maupun pejabat di Aceh kini memikirkan tentang penguatan pembangunan Aceh untuk di masa yang akan datang. Dia meyakini sumber daya manusia maupun alam di Aceh amat potensial untuk bisa maju.
“Pemilu sudah usai pilpres juga sudah usai, marilah sekarang konsentrasi kita ke arah pembangunan dan Aceh memiliki kekuatan memiliki potensi karena ini adalah daerah modal. Modal sumber daya alam, modal sumber daya manusia,” ungkap Jokowi.
“Ya, saya tahu, karena saya ’86, ’87, ’88 itu berada di Lhokseumawe, di Bener Meriah, di Aceh Tengah,” tambah dia.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengingat saat Asian Games 2018 lalu seluruh negara memberikan apresiasi tarian Ratoh Jaroe dari Aceh yang sangat dinamis dan menggambarkan budaya Aceh.
“Dinamis, toleran, keislaman, kemaritiman, itu adalah Kebudayaan Aceh yang semua orang sudah tahu,” ujarnya. (goek)