BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi terpilih menjadi pilot project program intervensi gizi untuk pencegahan stunting yang digagas oleh ibu-ibu dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM). Selama 56 hari, OASE-KIM akan mengirimkan makanan bergizi siap santap setiap hari pada para balita.
Dalam program ini, sebanyak 350 balita di Banyuwangi yang mengalami berat badan kurang akan diberikan makanan tambahan (PMT) bernutrisi tinggi. Setiap hari, para kader posyandu akan memasak dan mendistribusikan makanan jadi kepada balita yang mengalami wasting dan underweight di wilayahnya.
“Program ini semakin melengkapi berbagai inovasi penanganan stunting yang telah dilakukan di Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat menyalurkan bantuan PMT OASE-KIM di Lingkungan Welaran, Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi, Jumat (11/8/2023).
Nutrisi dalam bentuk makanan jadi siap santap setiap hari akan disiapkan oleh kader. Kader posyandu terpilih bertugas mengolah dan mendistribusikan makanan, sedangkan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) bertugas memonitor dan melaporkan perkembangan kesehatan sasaran.
“Makanan yang diberikan sudah ada rekomendasi dari ahli gizi. Kita berikan resepnya juga. Petugas puskesmas akan monitoring perkembangannya setiap minggu. Kita berharap dengan intervensi gizi yang diberikan dalam rentang waktu tersebut, berat badan sasaran meningkat, sehingga tidak mengarah ke stunting,” jelas Bupati Ipuk.
Menurut Bupati Ipuk, penanganan stunting memang harus dilakukan secara holistik. Bukan hanya anak stunting yang diintervensi, namun juga anak-anak yang berpotensi mengalami stunting perlu mendapatkan perhatian.
Jika program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS) yang digencarkan Pemkab Banyuwangi fokus mengintervensi gizi anak yang telah terindikasi stunting, maka program OASE-KIM ini lebih pada pencegahannya. Yakni melakukan perbaikan gizi kepada balita yang mengalami malnutrisi akut untuk mencegah terjadinya stunting.
“Insya Allah dengan penanganan semcam ini prevalensi stunting di Banyuwangi dapat ditekan. Terima kasih kepada Ibu Iriana Jokowi yang telah mendukung penanganan stunting di Banyuwangi,” terang politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan program pemberian makanan tambahan bagi balita wasting dan underweight tersebut dilaksanakan di 4 kecamatan. Yakni Giri, Banyuwangi, Kabat, dan Cluring.
“Total ada 350 balita yang telah terdata by name by address. Rinciannya, 94 anak underweight dan 256 wasting,” tutur Amir.
Amir menyebut, interval pendampingan yang diberikan bervariasi, sesuai dengan kondisi sasaran. Untuk anak wasting didampingi selama 56 hari, sementara anak underweight 14 hari sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan.
“Pelaporan program dilakukan setiap hari dengan cara meng-input jenis intervensi ke dalam aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting. Termasuk pula perkembangan kondisi balita harian, jadi bisa kita pantau harian,” jelasnya. (aras/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS