JAKARTA – Calon Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, meraih Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi Risma saat menjadi wali kota, dengan menjadikan Surabaya kota yang bersih tanpa korupsi dalam tata kelola pemerintahannya.
Penganugerahaan BHACA 2015 akan digelar pada Kamis (5/11/2015) pukul 18.00, di Financial Club, Graha Niaga, Sudirman, Jakarta. Salah satu program Risma yang dinilai mampu menekan praktik korupsi adalah sistem e-government yang diterapkannya pada seluruh sektor.
“Ibu Risma menerapkan e-government. Hal ini sangat jauh mengurangi ruang praktik-praktik korupsi. Masyarakat bisa memonitor perkembangannya,” ujar Dewan Juri BHACA 2015, Endy M. Bayuni dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2015).
Selain e-government, Endy dan tim juri lainnya menilai, sepak terjang Risma dimulai saat masih menjabat Kepala Bagian Bina Program Pembangunan di Pemkot Surabaya dan memulai e-procurement (lelang pengadaan barang elektronik) agar proses lelang berjalan secara transparan tanpa korupsi.
Endy menuturkan, dewan juri sempat menunggu dan melihat perkembangan kasus yang menyeret nama Risma terkait tempat penampungan sementara pedagang Pasar Turi yang ditangani Polda Jatim. Ketika kasus tersebut telah selesai, dewan juri yakin memilih Risma.
“Waktu kasus itu terbuka di pers kami juga dalam proses finalisasikan putusan. Kemudian kami nunggu ternyata kasus itu sudah clear dan tidak ada masalah sehingga kami sudah yakin,” kata Endy.
Saat ini, Risma kembali menjadi calon wali kota dalam Pilkada Surabaya 2015, berpasangan dengan Cawawali Whisnu Sakti Buana. Pasangan nomor urut dua ini diusung PDI Perjuangan, dan didukung Partai Hanura.
Selain Risma, Bupati Batang periode 2012-2017, Yoyok Riyo Sudibyo juga meraih penghargaan serupa. Keduanya memenuhi nilai dan karakter layak diberi penghargaan BHACA, yaitu pribadi yang bersih dari praktik korupsi, tidak pernah menyalahgunakan jabatannya, menyuap atau pun menerima suap.
Kriteria lainnya adalah aktif, inspiratif serta mampu memengaruhi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
Ketua Dewan Pengurus Harian BHACA, Natalia Soebagjo berharap, penerima penghargaan bersedia membagi pengalaman dan pengetahuan mereka dalam membangun suatu sistem tata kelola kota pemerintahan yang lebih baik.
“Di antara maraknya berita buruk para koruptor di media massa, kita perlu kisah sosok-sosok yang inspiratif, berintegritas, dan yang berkarya dengan tulus untuk kepentingan publik, seperti Risma dan Yoyok,” ujar Natalia. (goek/*)
foto: kompas.com
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS