BANYUWANGI – Wakil Bupati Banyuwangi, H.Sugirah, menjadi khatib sekaligus Imam salat Jum’at untuk kemudian melakukan silaturahmi secara non-formal bersama warganya di Masjid Baiturrosyidin Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jum’at (12/5/2023).
Warga yang hadir nampak khusyuk mendengarkan isi khotbah dari orang nomor dua di Kabupaten Banyuwangi ini. Dalam khotbah singkatnya, Wabup Sugirah mengingatkan kepada jamaah salat Jumat untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah.
”Dengan adanya ukhuwah islamiyah, hubungan antarumat Islam diharapkan dapat terjalin dan terjaga keharmonisannya. Al-Quran dan Hadits menunjukkan bahwa ukhuwah islamiyah adalah sebuah hal yang patut diperhatikan oleh seluruh kaum muslim di mana hal tersebut erat kaitannya dengan membangun silaturahmi,” ujar Wabub Sugirah.
Pada kesempatan yang mulia itu, Wabup Sugirah mengajak kepada hadirin sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintah-Nya. Takwa dalam arti senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepada-Nya,” terangnya.
“Sehingga akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita,” imbuhnya.
Selain itu, Wabup Sugirah juga mengingatkan bahwa setiap manusia pasti akan menghadapi kematian, entah kematian tersebut yang datang, atau kita yang mendatanginya, yang pasti pertemuan tersebut pasti akan terjadi.
”Kita sering mempersiapkan kehidupan kita untuk masa depan, tetapi kadang kita lupa untuk mempersiapkan bekal kematian kita, padahal nabi mengatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan bekalnya untuk menghadapi kematian,” tuturnya.
”Keindahan itu tidak akan berlangsung lama, sebab dikembalikan langsung ke alam barzah. Kematian itu hanyalah proses perpindahan alam, dari alam dunia ke alam barzah,” imbuhnya.
Karena itu, agar semua amalan yang kita kerjakan bernilai ibadah disisi Allah serta mendapatkan pahala, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah memperbaiki niat. Niat yang baik tentu akan menjadikannya bernilai ibadah. Sebaliknya niat yang buruk justru akan merusak nilai dari amalan tersebut.
“Yang kedua yang harus kita perhatikan adalah keikhlasan dalam mengerjakan segala amalan. Niat memang penting karena menajadi dasar dalam berbuat namun dalam pelaksanaanya haruslah dibarengi dengan keikhlasan,” terangnya.
“Ikhlas adalah di mana saat kita mengerjakan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa paksaan, tanpa tekanan, dan tanpa mengharapkan balasan dari orang lain kecuali balasan dari Allah SWT,” tandasnya. (aras/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS