SUMENEP – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia Fauzi, menargetkan presentase stunting di Kota Keris dapat diturunkan dari 29,4 persen ke 14 persen pada 2024.
Hal tersebut diungkapkan Mbak Nia, panggilan akrab Nia Kurnia Fauzi, saat memberikan sambutan dalam acara lokakarya penguatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Hotel De Baghraf, Senin (13/2/2023).
“Tingginya angka stunting ini tentunya mengharuskan kita untuk bekerja keras dalam rangka menurunkan kasus stunting di Sumenep,” ujar Mbak Nia.
Mbak Nia menjelaskan, kasus stunting disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya, permasalahan asupan gizi, kesehatan ibu dan anak, fasilitas layanan kesehatan yang kurang memadai, kurangnya sanitasi dan akses air bersih, hingga isu sosial ekonomi.
“Tetapi untuk mencegah itu semua, kita sudah punya konsep framework yang berisikan 5 pilar penting. Yakni meningkatkan konsumsi masyarakat, perbaikan pola asuh, pelayanan kesehatan, hingga membaiknya kesehatan lingkungan,” jelasnya.
Selain itu, untuk mencegah stunting, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep ini juga meminta petugas TPPS untuk saling berkolaborasi melakukan edukasi secara masif kepada masyarakat.
Sehingga kegiatan pencegahan maupun intervensi stunting bisa berhasil sesuai target pemerintah pusat, dan menghasilkan generasi bangsa yang cerdas dan berkualitas.
“Pemkab Sumenep, melalui Dinas Kesehatan, juga memiliki program gerakan eliminasi tuntaskan TBC dan stunting (GETTS). Program ini melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat. Dengan program ini, terbukti menghasilkan pencapaian yang signifikan,” tandasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS