SUMENEP – Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharani, berkunjung ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Minggu, (29/1/2023). Kunjungan Risma untuk memberikan bantuan kepada Asyifa Aulia Susanti (2), bayi penderita atresia ani atau tidak memiliki lubang anus.
Didampingi Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, Risma menyerahkan bantuan dari Kemensos sebesar Rp12.350.000 kepada balita asal Kepulauan Kangean tersebut. Selain itu, bantuan juga diberikan Risma hasil dari donasi kitabisa.com senilai Rp70.612.300.
Dalam kesempatan tersebut, Risma menyampaikan, bantuan yang diberikan kepada Asyifa tidak hanya kali ini saja, melainkan sejak Agustus 2022 lalu. Bahkan, tambah Risma, Asyifa sudah dua kali menjalani tindakan operasi.
“Operasi sudah dilakukan sebanyak 2 kali. Lalu akan dilakukan operasi lagi nanti di bulan Maret 2023. Semoga proses berjalan baik agar Syifa tidak lagi mengalami gangguan pada pencernaannya,” ujarnya.
Menurut Risma, biaya selama Asyifa menjalani perawatan medis semuanya ditanggung pemerintah melalui BPJS. Pihaknya juga memberikan bantuan modal usaha kepada kedua orang tua Asyifa.
“Tadi pas ditanya kepada orang tua Asyifa, modal itu akan digunakan untuk membuka usaha toko kelontong,” ujarnya.
Selebihnya, Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan itu menyampaikan banyak terima kasih kepada para dermawan yang ikut membantu biaya pengobatan Asyifa, khususnya kepada kitabisa.com.
“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para dermawan karena telah membantu biaya Asyifa,” tandas Risma.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, menyampaikan banyak terima kasih kepada Risma dan para donatur yang telah ikut serta membantu biaya pengobatan Asyifa.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Menteri Risma dan para donatur yang ikut membantu biaya medis Asyifa,” ujarnya.
Saat ini, jelas Bupati Fauzi, pihaknya juga telah melakukan pendataan terhadap anak yang juga memiliki nasib serupa seperti Asyifa.
Berdasarkan data, ada sejumlah anak yang juga tidak memiliki lubang anus. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Manding, Batuan, dan Lenteng.
“Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah memonitor mana saja anak yang mengalami hal serupa. Diketahui ada beberapa anak dari daerah Manding, Torbang, dan Lenteng yang perlu dilakukan penanganan,” terangnya.
Menurut Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu, beberapa anak yang terdata sudah mulai dilakukan pendampingan, mulai dari proses kontrol medis dan pemeriksaan.
“Untuk anak penderita atresia ani di Manding masih belum masuk tahap operasi. Sementara yang di Desa Torbang menunggu pertimbangan medis untuk dilakukan operasi,” tuturnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS