SURABAYA – Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno, mengatakan, di tengah ancaman resesi global yang diprediksi akan terjadi pada 2023, pihaknya mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi daerah.
Hal itu disampaikan Untari saat menerima kunjungan DPD PDI Perjuangan Jambi di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Surabaya, Rabu (26/10/2022) pagi.
“Kemandirian itu jauh lebih baik, karena kalau terjadi resesi global seperti yang digambarkan para ekonom, dan kita bergantung pada dana pusat, ya kita tidak bisa hidup. Tapi kalau PAD (Pendapatan Asli Daerah, red) kita sudah banyak, pusat mau apa saja kita masih bisa hidup,” ujar anggota Komisi E DPRD Jawa Timur itu.
Untari mengatakan, hal tersebut sejalan dengan perintah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar semua daerah menggali PAD-nya dan bisa mewujudkan kemandirian ekonomi tanpa bergantung pada dana dari pemerintah pusat.
Di Jawa Timur sendiri, jelas Untari, dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2022 sekira Rp 33 triliun, sebanyak Rp 9 triliun bersumber dari dana pusat.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 pun, realisasi pendapatan APBD Jawa Timur 2021 menempati peringkat pertama nasional, yakni mencapai 103,97 persen. Dari target pendapatan sebesar Rp 32,9 triliun, sampai dengan 31 Desember 2021 telah terealisasi Rp 34,2 triliun. Lalu PAD yang ditargetkan Rp 17,1 trilun terealisasi sebesar Rp 18,9 trilun atau 110,50 persen.
“Pelan-pelan kita akan berusaha mengejar, agar nanti PAD-nya bisa mencapai Rp 20 triliun. Kalau bisa mencapai itu, dengan kapasitas fiskal yang sedemikian besar itu, maka untuk menuju kemandirian itu kita bisa,” kata Untari optimis.
Tak hanya itu, lanjut Untari, Jawa Timur merupakan daerah penyumbang perekonomian terbesar kedua secara nasional setelah DKI Jakarta. Di mana pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada kuartal I 2022 sebesar 5,2 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,01 persen.
“Apakah kita akan jatuh ke jurang resesi? Menurut saya tidak. Untuk Jawa Timur loh ya. Kenapa? Karena saya melihat progres orang bekerja itu hampir normal semua. Hotel-hotel okupansinya mencapai 60-80 persen, dan potensi lainnya,” pungkasnya.
Sekadar informasi, belum lama ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merumuskan IKI (Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi) sebagai jurus jitu menghadapi berbagai tantangan global mendatang. Di mana inisiatif adalah pendekatan atau jalan baru yang segar untuk menghadapi segenap persoalan.
Kemudian, kolaborasi adalah kehendak kuat yang diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah. Sementara Inovasi adalah implementasi praktis dari suatu idea yang baru untuk menyelesaikan persoalan.
“Indonesia punya banyak contoh karakter yang menginspirasi dan memiliki karakter IKI. Insya Allah, Jawa Timur, Indonesia bisa lolos dari ancaman resesi dan berbagai krisis lainnya,” jelasnya.
“Indonesia punya modal sosial yang kuat, semangat gotong royong yang luar biasa, bahu membahu, tolong menolong, dan itu sudah kita buktikan bersama saat menghadapi pandemi Covid-19 kemarin,” imbuhnya. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS