PONOROGO – Terhitung mulai Senin (20/6/2022) hingga sepekan ke depan, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, memilih berkantor di Kecamatan Pudak. Hal tersebut dilakukannya untuk memimpin langsung percepatan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang semakin mengkhawatirkan di sana.
“Saya akan berkantor di Pudak dalam kurun waktu sepekan ke depan untuk memimpin langsung percepatan penanganan, termasuk memikirkan penguburan, santunan bagi warga terdampak PMK yang sapinya mati dan restrukturisasi utang di perbankan,“ terang Bupati Sugiri, Selasa (22/6/2022).
Setelah melihat langsung kondisi sapi terinfeksi PMK dan proses penguburan sapi yang mati, Bupati Sugiri menyatakan ada kejanggalan terkait sebagian sapi yang mati karena PMK ini. Menurut laporan peternak, sebagian sapi mati mendadak dan dalam kondisi yang terlihat sehat paska pengobatan.
“Sapi tidak mau makan dan tahu-tahu mati. Padahal masih dalam proses pengobatan dan penyembuhan. Nah, ini yang perlu kita teliti,” ucapnya.
Hal itu membuat kecurigaan petugas paramedic veteriner Ponorogo dan akhirnya dilakukan proses pembedahan atau outopsi, kemudian dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab sesungguhnya.
“Saya belum bisa menyatakan apa penyebabnya. Kita tunggu hasil laboratorium dulu. Semoga bisa diketahui secepatnya penyebabnya dan kita lebih cepat penanganannya,” jelasnya.
Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu juga sempat menyerahkan bantuan obat untuk menanggulangi PMK. Ia juga memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo turun tangan membantu warga yang kewalahan menguburkan sapi.
“Tinggal masing-masing desa membentuk tim penguburan sapi, kami akan anggarkan melalui BPBD,” ujarnya.
Seperti diketahui, wabah penyebaran PMK di Kecamatan Pudak menjadi yang terparah di Ponorogo. Ribuan sapi terinfeksi PMK dan ratusan sapi mati tiap harinya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS