MALANG – Dua kader terbaik PDI Perjuangan Malang Raya, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto dan Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menghadiri secara halal bihalal yang diselenggarakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Hotel Montana 2, Kota Malang, Sabtu (28/5/2022).
Tampak kedua tokoh politik tersebut membaur bersama dengan tamu undangan yang hadir, kegiatan halal bihalal pun berlangsung dengan nuansa penuh keakraban dan khidmat.
Made mengatakan bahwa saat ini di tengah masyarakat sedang terdapat kelompok-kelompok yang mencoba melakukan upaya adu domba serta memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah terbangun. Termasuk upaya yang didesain sedemikian rupa untuk membenturkan kelompok nasionalis dengan religius.
“Itu yang bikin upaya adu domba masih jelas. Makanya sudah saatnya kita semua, masyarakat Bumi Arema menolak segala bentuk adu domba atas nama agama,” kata Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika.
Maka KAHMI sebagai organisasi besar yang menaungi para aktivis gerakan korps HMI setelah selesai mengenyam pendidikan tinggi, kata Made, diharapkan mampu untuk membendung sebaran paham-paham adu domba seperti itu.
Bahkan Made sempat mengeluarkan ungkapan bahwa KAHMI adalah organisasi yang berisikan antara nasionalis, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
“Tadi Mas Luthfi (koordinator presidium KAHMI, Red) bilang kalau KAHMI itu Muhammadinu. Gabungan Muhammadiyah dan NU. Nah sesungguhnya itu Namuhnu. Gabungan nasionalis Muhammadiyah NU,” ucap Made yang disambut tawa para undangan.
Kapasitas kader KAHMI di berbagai bidang pengabdiannya, ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang tersebut, sudah tidak perlu diragukan. Maka Made mengajak agar KAHMI turut serta dalam memberikan berbagai masukan kepada Pemda, tidak hanya Pemkot Malang, tapi juga di Pemkab Malang dan Pemkot Batu.
“Ayo kita bangun Bumi Arema ini dengan semangat satu jiwa, sebagaimana semangat salam satu jiwa kita,” tutur Made.
Sementara, Wabup Malang Didik Gatot Subroto juga mengajak KAHMI untuk bersama-sama mewujudkan corporate culture di pemda Malang Raya ini. Apalagi sebagai daerah yang memiliki kultur masyarakat yang sama, tiga pemda ini sesungguhnya bisa saling sinergi.
“Sinergi pembangunan di Malang Raya ini sangat penting. Karena ketiganya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kota Malang dan Kabupaten Malang tidak bisa terpisahkan dengan Kota Batu. Begitu juga sebaliknya. Semuanya saling mendukung,” terang Didik.
Dalam upaya mewujudkan pembangunan yang bermanfaat dan terasa oleh seluruh lapisan masyarakat, menurutnya, kolaborasi menjadi elemen kunci yang penting untuk dilakukan. Terutama dia memandang wilayah Malang Raya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan keterikatannya satu sama lain.
“Ini sesungguhnya sudah dilakukan tiga pemda. Tapi pendorongnya perlu banyak lagi,” ungkapnya.
Maka dia memandang, sebagai organisasi yang berisikan kumpulan insan-insan intelektual, Mantan Kades Tunjungtirto, Singosari tersebut meminta agar peran KAHMI Malang Raya dapat ditingkatkan untuk membangun kolaborasi dan sinergi yang baik dengan pemerintah.
“Insya Allah, jika corporate culture berjalan, problem sebagian besar problem Malang Raya akan terselesaikan dan pasti ada jalan keluarnya,” imbuh Didik.
Maka selaku Wakil Bupati, Didik mengaku selalu siap menerima masukan dan diskusi dengan berbagai kalangan 24 jam. Bahkan dia juga mengajak KAHMI Malang Raya untuk turut serta membantu Pemkab Malang dalam bentuk masukan dan kritik. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS