LAMONGAN – Masalah stunting pada anak menjadi perhatian serius Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Kusnadi. Kamis (26/5/2022) hari ini, dia mengumpulkan warga di dua desa di Kabupaten Lamongan untuk memberi pemahaman soal pentingnya orangtua memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya.
Pencerahan soal stunting ini disampaikan Kusnadi saat menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di Balai Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup, Kamis sore. Sebelumnya, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini menggelar acara yang sama di Desa Sukosongo, Kecamatan Kembangbahu.
Menurut Kusnadi, masalah stunting saat ini jadi PR serius, baik pemerintah pusat maupun daerah. Pasalnya, kasus kondisi kurang gizi kronis di Indonesia saat ini jika dipersentasekan mencapai 24,4 persen.
“Nanti di tahun 2024, angka stunting harus tinggal 14 persen. Karena itu, pemerintah pusat seperti disampaikan Pak Presiden, adalah berupaya menekan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024,” beber Kusnadi, usai acara di Balai Desa Tunggunjagir yang diikuti 150-an ibu-ibu desa setempat, serta jajaran PAC PDI Perjuangan Kecamatan Mantup.
“Karena itu, saya sebagai Ketua DPRD harus mendukung upaya pemerintah, turun ke berbagai wilayah, bertemu ibu-ibu, mengajak mereka untuk lebih memperhatikan betul anak-anaknya, terutama yang masih balita, soal gizinya. Agar mendidik anak-anaknya menjadi anak baik, dan tidak mengalami stunting,” sambungnya.
Upaya untuk selalu turun ke masyarakat, seperti terkait masalah stunting ini, tambah Kusnadi, juga untuk menjalankan instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. “Ibu Ketua Umum selalu mewanti-wanti kepada kadernya, agar senantiasa turun ke masyarakat, mencarikan solusi atas masalah mereka,” beber Kusnadi.
Dia mengatakan, masalah stunting jadi perhatian serius, karena anak-anak sekarang, adalah calon-calon pemimpin bangsa. “Karena apapun, merekalah yang menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ke depan. Bagaimana bisa jadi pemimpin bangsa yang baik, kalau terus kemudian mereka itu dalam pertumbuhan fisiknya terganggu. Pertumbuhan intelektualitasnya terganggu,” ujarnya.
Menurutnya, pertumbuhan anak bisa terganggu, karena saat mereka masih dalam kandungan, sampai lahir, tidak mendapat perhatian yang cukup dari orangtua kandungnya. Tidak mendapatkan perhatian agar tumbuh dengan baik, tumbuh dengan sempurna yang seharusnya menjadi hak anak-anak tersebut.
“Sebenarnya, bukan persoalan mereka memahaminya, tapi kadang karena tuntutan masyarakat modern, walau di desa-desa, masih banyak anak bayi itu dirawat neneknya. Sementara ibu kandungnya bekerja misalnya. Hal ini bisa jadi salah satu penyebab timbulnya stunting, karena anak tadi tidak mendapat asupan gizi yang cukup, misalnya tidak mendapat ASI dari ibu kandungnya,” terang Kusnadi.
Untuk mempercepat tercapainya target penurunan angka stunting, imbuh Kusnasi, harus didukung sarana memadai. Salah satunya digitalisasi melalui berbagai media.
Untuk itu, sebagai Ketua DPRD, Kusnadi juga memberi pemahaman masalah stunting kepada seluruh elemen masyarakat, memberikan dorongan, imbauan, melalui media. Baik itu media mainstream, maupun media sosial.
“Seperti lewat Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, semua harus kita maksimalkan. Kalau tidak, target stunting 14 persen di 2024 tidak akan tercapai,” paparnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS