NGAWI – Memancing ikan di sungai atau laut adalah hal umrah. Tapi memancing ikan di gunung, tentu beda sensasinya.
Kabupaten Ngawi dianugerahi alam yang indah. Salah satunya ada di Kecamatan Jogorogo. Berada di kawasan pegunungan, kecamatan yang ada di ujung selatan Kabupaten Ngawi ini menyimpan banyak panorama alam yang indah.
Desa Kletekan misalnya. Wilayah pemukiman yang ada di lereng sisi utara gunung Lawu itu memiliki potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata.
Sadar akan potensi, pemuda-pemuda setempat tidak tinggal diam. Digerakkan oleh kader PDI Perjuangan, Rolanda Devi Cahyana, lahan milik BUMdesa disulap jadi pemancingan ikan yang representatif.
Pemancingan ikan Woekir Bayi namanya. Meskipun baru diresmikan beberapa waktu lalu, tempat yang bisa dimanfaatkan untuk melepas stres ini tidak pernah sepi pengunjung.
“Akhir tahun lalu baru kita resmikan. Sampai sekarang tidak pernah sepi pengunjung,” kata Yana panggilan penggerak, sekaligus pengelola Woekir Bayi tersebut, Sabtu (5/2/2022).
Pemancingan Woekir Bayi sekilas memang sama dengan pemancingan pada umumnya. Ada spot mancing, kolam seluas 50 x 25 meter, tempat makan dan fasilitas umum lainnya.
Yang menjadi pembeda adalah pemandangan di sekitar kolam pemancingan.
Pada sisi selatan kolam, berhadapan langsung dengan Gunung Lawu. Saat langit cerah, puncak Lawu begitu jelas terlihat. Ini menjadikan pemancing lebih nyaman saat menunggu kail disambar ikan.
Pada sisi utara, hamparan luas topografi alam begitu nampak jelas. Rumah-rumah penduduk, lahan pertanian, hingga menara seluler terlihat menjulang dari spot mancing ikan ini.
“Pemancingan ini berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Bisa dikatakan paling tinggi se-Ngawi,” ujar pemuda yang juga Sekretaris PAC PDI Perjuangan Jogorogo itu.
Sementara pada sisi timur dan barat, pemandangan matahari terbit dan terbenam bisa dinikmati dari spot ini.
Tidak hanya itu, keunggulan yang ditawarkan pemancingan Woekir Bayi adalah ikan yang selalu dalam kondisi sehat dan segar. Pasalnya, para pengelola yang notabene adalah kader-kader PDI Perjuangan setempat, selalu memperhatikan sirkulasi air.
“Hampir seluruh pengelola adalah kader dan simpatisan PDI Perjuangan. Untuk mata air, kita memanfaatkan air dari sumber yang berada di atas dusun. Sirkulasi air selalu kami jaga,” ucapnya.
Adanya pemancingan Woekir Bayi, juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar. Yana mengaku, ikan yang disebar dalam kolam tersebut adalah hasil ternakan warga desa.
“Kita gunakan ikan nila, hasil budidaya masyarakat sekitar. Sekaligus untuk memberdayakan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Tidak berhenti sampai disitu, pemancingan Woekir Bayi ke depan diwacanakan menjadi salah satu destinasi wisata desa unggulan. Pada sisi timur kolam akan dijadikan spot kemah.
“Melihat potensi yang ada, kita berencana akan membuat ground camping. Konsepnya pemancingan keluarga, saat suami memancing, anak-anak dan istri bisa menikmati suasana kemah, proyeksinya seperti itu,” ungkapnya.
Jika ke-Kabupaten Ngawi, pemancingan Woekir Bayi jangan sampai dilewatkan. Kapan lagi, bisa seru-seruan memancing ikan, bonus pemandangan alam yang indah dan menenangkan. Apalagi, untuk tiket masuk hanya dibanderol Rp 20 ribu saja. (mmf/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS